Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
•
•
•
•
•Kehidupan barunya telah dimulai hari ini. Ia menginjakkan kakinya di kota Makkah Al-Mukarramah dengan niat yang sepenuh hati untuk memantapkan diri meyakini Islam. Daehyun tak sendiri, ia ditemani dengan kerabatnya dari Indonesia yang juga ikut menghadiri pameran kemarin. Temannya yang bernama Umar, menemani Daehyun untuk mengenal lebih dalam tentang Islam di kota kelahiran Nabi Muhammad ini. Walau Dae belum fasih berbahasa Indonesia, Umar memahami kondisi Dae dan mengajak bicara padanya dengan bahasa Inggris.
Setelah dari Dubai, mereka pergi ke Arab Saudi dengan melakukan penerbangan ke Jeddah selama 3 jam. Sesampainya di Jeddah, mereka langsung pergi ke Mekkah untuk mulai melaksanakan niat Daehyun. Selama di perjalanan, Dae melihat begitu banyak masyarakat muslim yang berpakaian serba hitam dan putih. Beberapa dari mereka ada yang mengaji di tempat umum sekalipun, ada pula yang berdzikir.
Melihat suasana ini, Daehyun pertama kalinya dalam hidup merasakan suasana yang penuh keislamian. Mekkah benar-benar menjadi pusat beribadah dan kunjungan bagi orang-orang muslim. Setelah sampai di Mekkah, Daehyun langsung berkeliling kota tersebut ditemani dengan Umar. Ia melihat para pedagang yang bergegas menutup tokonya ketika adzan berkumandang.
"Kenapa mereka menutup toko? Padahal hari masih siang," tanya Dae.
"Di Mekkah, para pedagang selalu menutup toko mereka ketika adzan berkumandang, kecuali jika pegawai toko tersebut ada yang beragama diluar muslim. Apalagi ketika sholat Jumat, hampir semua toko tutup dan pasar menjadi sepi. Setelah sholat, pasar dan toko kembali dibuka lagi," ucap Umar.
"Kenapa begitu? Bukankah bisa dilakukan secara bergantian," ucap Dae.
"Sholat itu menjadi kewajiban bagi orang muslim. Dan sholat tepat waktu adalah kewajiban yang seharusnya dilaksanakan oleh orang Islam. Mereka tidak ingin lalai dalam sholat. Walaupun saat itu tokonya sedang ramai, mereka lebih memilih tutup walau harus kehilangan pembeli. Karena sesungguhnya, rezeki sudah diatur oleh Allah SWT.. Mereka tidak pernah takut kehilangan rezeki sedikitpun," ucap Umar.
Daehyun mendengarnya dengan raut terperangah. Ia kagum dengan kehidupan di sini. Walaupun ada beberapa orang kurang mampu, tapi mereka cukup sejahtera karena banyak orang yang suka memberi sedekah.
"Masya Allah, ini baru sebagian kehidupan di kota ini. Saya tidak sabar pergi ke area masjidil haram," ucap Daehyun.
"Apa yang kamu rasakan ketika pertama kali berada di sini?" tanya Umar.
Daehyun tertegun seraya tersenyum mengharukan. "Aku merasakan ketenangan yang tak pernah aku alami sebelumnya. Melihat mereka yang bergegas ibadah, lalu kembali bekerja, kemudian ada yang bersedekah, seakan memiliki tujuan hidup yang jelas. Saat aku menjalani hidupku dulu, aku seperti kehilangan arah yang tak tau tujuan hidup. Walau saat itu aku mempelajari Islam karena wanita yang pernah aku ceritakan dan juga ibuku, sekarang aku mulai memahami bahwa pedoman hidup itu sangat penting bagi tujuan hidup kita," ucap Daehyun.
"Masya Allah, aku senang mendengarnya, Dae. Ingatlah satu hal, kita hidup di dunia ini dan diciptakan oleh Allah itu bukan cuma-cuma. Tapi kita hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah. Kita hidup bukan untuk bekerja, tapi kita bekerja untuk hidup. Jadi jangan jadikan pekerjaanmu sebagai tujuan hidup. Sekarang, kamu fokuskan diri untuk mencari ridha Allah," ucap Umar.
"Umar, terima kasih banyak. Kamu sudah membantu saya selama di Indonesia," ucap Dae.
"Tujuan saya sebagai seorang muslim membantu sesama manusia yang ingin memperbaiki di jalan Allah," ucap Umar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
EspiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...