Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
•
•
•
•
•Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya sampai di kampung halaman. Rasa penatnya yang mereka alami, seketika hilang saat disambut hangat oleh para keluarga yang sudah menunggu mereka sejak lama. Pelukan hangat dan kasih sayang membuatnya selalu nyaman jika berada di sini.
Andai, pekerjaan nya tak jauh dari kampung halamannya, mungkin ia tak kan pernah merasakan rasa rindu yang teramat dalam pada keluarga nya. Setelah berbulan-bulan lamanya, ia kembali menemui keluarganya ini.
Jihan alias Nola, menatap ke sekeliling ruang tamu rumahnya. Terasa sederhana namun begitu nyaman. Ia duduk di sofa sambil menyesap teh khas daerah nya. Di samping nya sudah ada para adik-adiknya yang selalu menyambutnya untuk saling melepas rindu. Apalagi, Jihan dikenal sebagai kakak yang sangat akur pada adik-adiknya.
"Ka Nahla, ka Nahla. Gimana di Korea? Enak gak?" tanya Naura.
"Uuuhhh enak banget, teteh aja sampe betah di sana," ucap Nahla.
"Pantes aja, Ka Jihan betah di sana," ucap Naura.
"Kok kamu manggil teh Nahla jadi kakak sih?" tanya Nima.
"Naura lihat teman Naura, panggil teteh nya dengan sebutan kakak. Ya udah Naura mau coba," ucap Naura.
"Dasar, jangan! Budayakan panggilan teteh di sini," ucap Nahla.
Naura hanya menyengir kan giginya sambil tertawa. Ibunya datang sambil membawa beberapa makanan tradisional buatannya.
"Oh ya, teteh ada oleh-oleh nih buat kalian," ucap Nima, dia mengeluarkan tas yang cukup besar.
"Apaan itu!! Mamah, liat teteh bawa apa itu!" ucap Dimas, bocah berumur 3 tahun itu terlihat sangat bahagia ketika Nima mengeluarkan tas cukup besar dan berat.
Ismi hanya tersenyum sambil mengusap rambut anak bungsu nya. "Lihat sana, teteh bawa apa," ucap Ismi.
Wanita yang berumur 45 tahun itu, ketika melihat kekeluargaan di depannya, hatinya merasa hangat saat merasakan kebahagiaan dari keluarga nya. Sudah lama ia tak merasakan hal ini, berkumpul dengan seluruh anggota keluarga.
"Aduuhh, keur naon ieu teh?" (Lagi apa ini?) ucap seseorang dengan suara uang berat dari arah pintu.
Semua orang langsung menoleh dan tersenyum ketika ayahanda mereka telah datang. Dengan segera mereka berjalan menghampiri ayahnya untuk mencium tangannya.
"Abah dari mana aja?" tanya Nola.
"Abah dari sawah. Gimana? Sehat?" tanya Idham.
"Alhamdulillah sehat. Abah gimana? Sehat teu?" (Gak) ucap Nola.
"Alhamdulillah, bilang sehat aja, selagi masih bisa jalan," ucap Idam.
Nola tersenyum, "duduk dulu atuh. Sini, Nima sama Nahla bawa oleh-oleh tuh," ucap Nola.
"Eleh eleh, jalan-jalan ka luar negeri, henteu ngajak abah. Betah teu?" tanya Idham. (Ke, enggak)
"Betah atuh. Pengen tinggal di sana malahan," ucap Nima.
"Aahhh gak usah, ntar abah tambah pusing denger kalian ngomong bahasa Korea," ucap Idham. Mereka yang mendengar nya langsung tertawa.
Sungguh, merasakan suasana hangat seperti ini, membuat Nola sangat nyaman. Dia sangat merindukan kehangatan ini, berkumpul bersama keluarga, bercanda tawa, dan saling bercerita. Nola sangat merindukan nya. Andai saja ia tidak kembali ke negara itu lagi, mungkin Nola akan merasakan kebahagiaan ini setiap saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
SpiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...