Sebelum membaca jangan lupa vote dulu yah, sempat kan untuk berkomentar juga yu!!
•
•
•
•
•"Selamat pagi, maaf saya terlambat," ucap Nola sambil melangkahkan kakinya menuju ruang tersebut.
Para instruktur langsung menghampiri Nola dengan ekspresi terkagum-kagum.
"Oh my gosh, ini kamu Nola. Sumpah, cantik banget. Gini kan lebih keren, lebih elegan. Dari pada kemaren kaya orang kampung," ucap instruktur tersebut.
Nola hanya tersenyum kecut mendengar nya. Mereka tak tau seberapa besar perjuangan gadis ini dalam mengambil keputusannya. Bahkan ia rela harus seperti ini demi keluarganya.
"Oke semuanya kita mulai,"
Nola meletakkan tasnya dan berdiri di paling belakang. Vena menghampirinya dengan raut penuh kekhawatiran, ia mengelus pundak Nola.
"Nola, you okay?"
Nola tersenyum paksa, dia mengangguk pelan seraya mengelus tangan Vena. Ia pun bergegas mengambil barisan untuk mulai berlatih. Vena hanya bisa tersenyum miris, ia sangat iba pada Nola. Pasti wanita itu benar-benar terpuruk sekarang, dia sungguh memikirkan dengan matang dalam mengambil keputusan yang berat ini.
Training hari ini pun telah selesai. Semua orang bergegas untuk kembali, begitu pula dengan Nola. Vena masih mengkhawatirkan temannya itu, ia belum sempat berbicara panjang dengannya.
"Nol, makan malam bareng yuk, gue yang traktir kali ini," ucap Vena.
"Gak deh, gue lagi gak semangat Ven. Mau pulang cepat," ucap Nola.
Vena hanya terdiam melihat temannya yang bergegas merapikan barang bawaannya.
"Bye Ven," ucap Nola. Wanita itu pun pergi berlalu.
Suasana malam di Jakarta terlihat lebih ramai dan padat. Apalagi Nola harus menunggu lama hingga ia mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam kereta. Asal kalian tahu, wanita itu sudah mengenakan hijab nya lagi. Sebelum pulang ia kembali ke toilet dan mengenakan hijab serta pakaian panjang. Dia belum terbiasa dengan semua ini.
Sesampainya dirumah, ia segera membersihkan seluruh tubuhnya, lalu merapikan ruangannya agar terlihat lebih rapi. Tak lama dari itu, pintu terketuk. Nola tidak pernah membuka pintu sebelum mengetahui seseorang diluarnya, karena ia cukup takut dengan tindak kejahatan yang rawan di ibu kota.
"Siapa?" tanya Nola.
"Ini gue Vena."
Nola membuka pintunya dan melihat Vena yang tersenyum sambil membawa sekantong makanan yang ia beli.
"Makan malaaammm," ucap Vena sambil mengangkat kantong di tangannya.
Nola tersenyum sambil menggeleng pelan. Mereka pun masuk ke kosan Nola dan duduk bersama.
"Nol, gue beliin makanan kesukaan lo nih. Ada sate padang, pecel ayam, sama cappucino cincau,"
"Ya Allah banyak banget sih. Jangan gituh dong, gue gak apa-apa Venus," ucap Nola.
"Ett dah lu, udah gue beliin juga. Udah makan ayok,"
"Eh inget diet," ucap Nola. Seketika Vena terkejut mendengar nya.
"Oh iya gila, ini gue beli makanan banyak banget. Parah parah, besok hari penimbangan coy. Gue takut naik," ucap Vena.
"Yaudah yaudah makan aja secukupnya. Sisain buat besok pagi sarapan," ucap Nola.
"Oke oke, kita makan sate padang aje ya Nol. Pecel nya jangan disentuh, takut basi buat besok," ucap Vena.
"Iyeee," sahut Nola.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey In Korea (COMPLETED)✔️
EspiritualCOMPLETED! Tidak ada kisah yang berakhir okay Spiritual~Romance~Petualangan~Drama Gadis itu melepaskan harga dirinya sebagai seorang muslimah karena suatu pekerjaan. Dia rela membuka hijabnya demi menghidupkan keluarganya. Ia tak punya pilihan lain...