Nathan

190 38 54
                                    

Gue gak peduli. Mau diliatin satu fakultas sampe dosen sekalian, mau dikatain orang gila, pokoknya gue gak peduli. Yang gue peduliin sekarang adalah...gimana caranya gue bisa lepas dari kutukan makhluk hitam berwujud slenderman ini?

Kaki gue terseok-seok, melangkahi koridor kampus bahkan gue hampir merangkak di atas ubin. Keadaan gue begitu kacau. Ya, gimana enggak? selama seminggu gue diganggu makhluk sialan itu, entah di kosan, di jalan, di rumah temen cewek. Makhluk itu ngikutin gue kemanapun gue berada. Tak terkecuali detik ini, si siluet hitam berdiri tepat di belakang gue.

Tapi kenapa?

"Butuh bantuan, pak tua?" Mahendra muncul tiba-tiba, menopang tubuh gue yang lunglai.

"Tumben muncul, ada utang lagi lo?"

"Elah, gue gak se-bangke itu kali, Van." Dia merangkul dan ngebantu gue jalan. "Keredo (tapi), gue akui...gue emang lagi butuh duit buat bayar kas klub kaiwa."

"Udah gue duga."

"Btw, seminggu ini lo keliatan aneh. Ada apaan?"

"Kalau gue cerita, lo bakal percaya gak," jawab gue sekaligus bertanya.

Mahendra melirik gue sekilas lalu menghela napas, "Cerita aja sih, paling nanti gue jadiin bahan gibahan satu jurusan."

"Emang bedebah."

Orang yang merangkul gue itu tertawa renyah sambil menarik kursi untuk gue duduk."Jadi? kenapa?"

Gue duduk kemudian memegang perut gue, wajah Mahendra langsung menegang, "Lo hamil?!"

"Darimana teorinya oy? yakali."

"Lah, itu megang perut."

"Ya, megang perut doang. Gak boleh?" Gue yang lagi megangin perut jadinya beralih megangin meja. "Gue itu..."

"Ngehamilin anak orang?"

Gue mengerang, "Enggak, cuy, enggak, lo bisa diem dulu, gak?"

"Oke, oke."

Setelah banyak pertimbangan dan memilah kalimat yang pas gue berkata, "Gue kayaknya ketempelan."

"Hah?"

"Selama seminggu ini gue diganggu sama setan. Badannya tinggi. Dia ngikutin gue kemana-mana." Gue memberi gestur pake tangan, mendeskripsikan wujudnya. Respon Mahendra adalah nempelin tangannya di dahi gue, ngecek suhu tubuh. "Kan, gak percaya lo sama gue."

"Lo kayaknya kurang tidur, Van."

"Gue kurang tidur karena tiap malem digangguin." Gue menenggelamkan kepala gue di tas ransel.

Capek soalnya, kalau siang sih makhluk itu gak berulah, cuman kalau malem...lampu di otak-atik, keran air dinyalain, barang-barang gue dibanting. Makhluk itu sukses besar ngebuat gue gak bisa tidur.

"Udah coba ke ustad?"

"Malah dibacain keburukan gue yang suka main cewek, tapi enggak ngusir setannya. Udahlah, gue mau tidur aja selagi bisa."

"Eh, eh," Bahu gue dicolek-colek.

"Apa," saut gue kurang minat.

"Ngedenger cerita lo gue keinget sesuatu. Lo tau gak? ada anak jurusan design yang katanya anak dukun."

Anak dukun? Gue mengangkat kepala, "Terus?"

"Coba aja lo ke dia, siapa tau lo bisa disembuhin. Seinget gue pernah ada anak jurusan manajemen kesurupan waktu ospek...katanya langsung sembuh pas dipegang dia."

Seajaib itukah?

"Namanya Nathan."

***

To be With U [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang