Hujan

149 33 32
                                    

Capek, badan ngilu-ngilu semua, baju berantakan. Itu semua deskripsi yang pas buat menggambarkan keadaan gue saat ini dan penyebabnya adalah...hal gaib.

Gue pikir, gue gak bakal terseret ke dalam permasalahan dunia 'sana' untuk yang kesekian kalinya. Namun, seperti yang kalian liat sekarang, gue kembali terjerumus. Nampaknya gelar indigo masih melekat erat di diri gue dan gak akan pernah berubah, lebih edannya lagi gue sekarang dijadiin asisten dukun. Sungguh mind-blowing.

Jujur, perasaan gue gak enak kalau bawa-bawa nama 'asisten' dan 'dukun'. Kenapa? pertama, pasti dijadiin babu. Kedua, cepat atau lambat gue bakal ikut ngelakuin ritual dan ya, bener...

Habis dari rumah sakit tadi. Mbak Arumi manggil gue buat ke rumahnya dan sesampai di sana gue disambut oleh omelan panjang nan pedas dari wanita itu, gara-gara gue nyalin agenda secepat kilat, tulisan yang gue hasilkan juga apa adanya. Alhasil tulisan gue dikatain tulisan aztek.

Setelah omelan yang menghabiskan waktu satu jam empat belas menit tiga puluh tiga detik itu selesai, gue dikasih hukuman buat nemenin Nathan ngelakuin ritual pengusiran.
Memang konteksnya nemenin doang, namun ujung-ujungnya gue ikut terseret ke dalam ritual. Orang yang kerasukan ngamuk dan guelah yang menahan amukannya.

Yah, walaupun penuh lika-liku, pengusiran itu sukses.

"Aaahh! Mbak, jangan pegang yang itu!" Rintih gue.

"Kamu diem aja deh, kalo gak megang disitu gimana mau tempel salonpas?" Mbak Arumi gak menghiraukan protesan gue dan lanjut masangin salonpas tepat di bagian pinggang, "Lagian, kamu ini ngapain sih bisa sampe begini?"

"Orang yang kerasukan lepas kendali, makanya saya sekuat tenaga nahan dia, tapi saking kuatnya malah encok. Tanya aja Nathan...yah, anaknya tidur. Than, masa lo udah tidur...?"

"Ish, jangan diganggu, jarang-jarang dia bisa tidur pules kayak gini," omel Mbak Arumi lalu moodnya berganti, "Kamu mau teh anget, Van?"

"Eh? mmm...boleh."

"Sebentar, saya bikinin. Kamu berbaring aja dulu," kata Mbak Arumi sembari mengikat rambut. Sebelum beranjak ke dapur, wanita itu menyempatkan diri untuk mengusap dan mengecup puncak kepala Nathan. Walaupun terkadang agak nyentrik, sifat keibuannya masih tetep ada.

Gue mengambil kaos yang tersampir di pegangan sofa dan memakainya dilanjut dengan mengecek handphone.

|Nyantui
zonk, ganemu apa apa

Alis gue mengerut membaca notif, satu jam yang lalu.

Nyantui

Dehan_Ilmu Sejarah
zonk, ganemu apa apa
20:00

ciri ciri yg lo kasih kurang
mendukung pencarian data
van 📎Vano
20:00

Rama
gue td udh coba coba nyari
juga tp nihil
20:00

Gercep juga mereka, langsung nyari data soal hantu yang gue liat di rumah sakit tadi.

Dehan_Ilmu Sejarah
hantu itu mahasiswa atau
apa?
20:01

Rama

tanya aja kak vano
20:01

Dehan_Ilmu Sejarah
mana..gue tag ngga muncul
orangnya
20:01

sorii baru bales
21:02

gue belom bisa nyimpulin
umur cewek itu
21:02

To be With U [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang