Chapter 1

3.6K 250 12
                                    

Kediaman Bae...

Kilatan surya menembus celah tirai di balik jendela kamar, tampak seorang gadis masih tenggelam dalam mimpi. Dia terlihat seperti malaikat bahkan saat tidur sekalipun. Visualnya semakin terpancar indah kala cahaya mentari tanpa permisi menerpa wajah sempurna miliknya. Gadis cantik bak Dewi Aphrodite itu kemudian dengan perlahan membuka kedua kelopak matanya. Manik mata indah itu bertemu dengan langit-langit kamar bernuansa putih yang tampak elegan.

Dengan perlahan ia bangkit dari tidurnya, membawa kaki putih mulus nan jenjang itu turun menapak lantai yang dingin. Melirik sekilas jam diatas nakas yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi, ia kemudian beranjak dari ranjang dan berjalan masuk kedalam kamar mandi guna melakukan kegiatan rutin di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah.

•••••

Bae Joohyun atau sering di sapa Irene, kini terlihat rapi dengan seragam yang terbalut sempurna ditubuh mungilnya. Mata hitam pekat, bibir ranum tipis dipadukan dengan surai hitam panjang yang menawan serta kulit putih susu idaman seluruh wanita. Kecantikannya yang dinilai hampir sempurna membuat semua pria bahkan wanita jatuh hati ke dalam pesonanya yang memikat.

Irene berjalan anggun menuruni setiap anak tangga. Derap langkah kakinya berhasil mengalihkan perhatian kedua paruh baya yang tengah duduk manis di depan meja makan dengan berbagai jenis hidangan telah berjajar rapi di atasnya.

Bae Donghae, pemilik Bae Company yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan itu duduk ditemani sang istri, Bae Yoona pemilik butik ternama lantas tersenyum kearah sang anak yang terlihat cantik seperti biasa.

" Selamat pagi, sayang! "

" Selamat pagi. "

Gadis cantik dengan visualnya yang tak main-main itu menarik kedua sudut bibirnya dengan susah payah, ia berusaha tersenyum walau tetap saja hanya sebuah senyum tipis hampir tak terlihat yang tampak di wajah dinginnya. Ia kemudian menarik kursi sebelum akhirnya mendudukkan diri dengan tenang dan memulai sarapan paginya tanpa bicara lagi.

Seketika suasana ruang makan kembali hening seperti hari-hari biasanya. Gadis itu nampak acuh sedangkan Donghae dan Yoona hanya bisa tersenyum getir. Suasana seperti inilah yang terjadi setiap saat. Donghae dan Yoona yang selalu berusaha menghidupkan suasana dan kehangatan dengan Irene pun kini perlahan menyerah mengingat anak semata wayang mereka hampir tak memberi tanggapan yang berarti.

Sepasang suami istri terpandang itu sudah terbiasa dengan sikap anaknya yang terkesan dingin bahkan kepada mereka sekalipun. Donghae dan Yoona tidak tau entah sejak kapan Irene berubah menjadi sosok yang tak tersentuh, padahal dulu putri kecilnya itu adalah sosok yang sangat ceria.

Sesi sarapan pagi ini berjalan tanpa obrolan hangat didalamnya. Donghae dan Yoona masih larut dalam pikiran yang sama tentang perubahan putri mereka yang semakin hari semakin kentara. Sedangkan gadis cantik bermarga Bae itu baru saja menyelesaikan kegiatannya, ia kemudian bangkit dari tempatnya duduk membuat Donghae juga Yoona menatap kearahnya.

" Aku sudah selesai, aku akan pergi. "

" Hati-hati di jalan. " Helaan napas lelah keluar bersamaan dari mulut Donghae dan Yoona.

Keduanya memandang punggung putri mereka yang perlahan menjauh. Yoona menatap sedih suaminya yang masih menatap ke arah pintu dimana putri mereka telah menghilang.

" Sayang, dia semakin dingin kepada kita. "

Donghae meraih tangan wanita yang telah menjadi istrinya selama hampir 20 tahun. Ia mengusap lembut punggung tangan Yoona dan tersenyum penuh luka

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang