Suasana hutan kini semakin gelap, tak ada penerangan lain selain dari cahaya rembulan. Irene semakin dibuat merinding dan ketakutan seiring langkah mereka kian memasuki hutan lebih dalam. Irene menoleh kearah Mino yang senantiasa menuntun jalannya, bertanya-tanya dalam hati kemana sebenarnya pria tampan itu akan membawanya. Segala pemikiran negatif kini ber-kelebatan dalam pikirannya namun segera ditepis mengingat Irene mengenal Mino sebagai sosok pria yang manis dan baik.
" Sunbae, haruskah kita kembali? Kita sudah semakin jauh dari perkemahan. Aku takut jika kita akan tersesat. " Ucap Irene membuat Mino menoleh dan tersenyum lembut.
" Gwaenchana, sebentar lagi kita sampai. Kau tenang saja, aku sangat tau daerah ini. "
Irene menghela napas pasrah dan mengangguk pelan mencoba percaya pada seniornya itu. Keduanya kemudian kembali melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhenti beberapa detik.
Hingga pada akhirnya Mino dan Irene menghentikan langkah saat mereka sampai ditujuan. Seketika Irene disuguhkan pemandangan yang mana dibawah sana, cukup jauh dari tempat mereka berpijak terdapat banyak rumah seperti sebuah perkampungan, gemerlap lampu bersinar di setiap sudutnya membuat tempat itu semakin indah.
Kedua sudut bibir Irene tertarik berlawanan arah membentuk senyuman menatap takjub pemandangan didepannya. Mino yang sebelumnya berpikir bahwa Irene tidak akan menyukai ide sederhananya ini nampak bernapas lega dan turut tersenyum senang.
" Bagaimana menurutmu? "
" Pemandangannya sangat indah, sunbae. "
Mino tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum semakin lebar. Senyuman teduh Irene membuat candu hingga Mino berharap Irene tersenyum untuknya setiap saat.
Mino kemudian merogoh sesuatu yang ia sembunyikan di dalam mantel miliknya. Mino menatap harap setangkai bunga mawar yang kini berada digenggaman nya. Mino memandang Irene yang masih betah menatap kagum pemandangan di depan sana.
Mino menarik napas panjang dan membuang pelan, begitu ia lakukan berkali-kali untuk menetralkan degup jantungnya yang berdetak 2 kali lebih kencang dari biasanya sebelum berlutut didepan Irene dan membuat gadis visual didepannya itu terkejut.
" Sunbae— "
" Irene-ah aku menyukaimu. " Ucap Mino dengan satu tarikan napas membuat Irene mematung.
Gadis itu menatap Mino yang kini menatapnya penuh harap, pikiran Irene seketika kosong. Gadis itu terlalu terkejut dengan ungkapan tiba-tiba dari Mino.
" Irene-ah? "
" M-mianhae sunbae. Bukan maksudku menyinggung perasaanmu, tapi— saat ini aku tidak ingin berkencan dengan siapapun. Aku ingin fokus dengan pendidikan ku sunbaenim. " Balas Irene hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Mino.
Mino menghela napas kecewa sesaat sebelum bangkit berusaha mempertahankan senyum manisnya.
" Irene-ah, kau tidak perlu takut tentang hal itu. Walaupun kita berkencan, itu tidak akan mengganggu belajarmu. Aku bahkan bisa membantumu belajar jika kau mau. " Ucap Mino meyakinkan.
Irene tersenyum canggung, memutar otak bagaimana caranya untuk menolak perasaan Mino.
" Mianhae sunbae, a-aku tidak bisa. "
Senyum manis Mino di wajah tampannya kini menghilang berganti dengan tatapan dingin yang seketika membuat Irene meneguk ludah kasar.
" S-sunbae— "
" Apa ini karena Jisoo? " Potong Mino. Pria itu perlahan mendekat kearah Irene yang memundurkan langkah takut.
" S-sunbae, apa yang kau lakukan? "
KAMU SEDANG MEMBACA
DUO VISUAL || Jirene
FantasyShort Story ❝ Duo Visual ❞ Jisoo x Irene Happy Reading❤️ END ••• ❝ I hope the wind will tell you how much, I Love You ❞ ❝ ...Tak semua cinta berlabuh pada pemiliknya. Tak semua cinta berpulang ke tempat yang diinginkan sebelumnya. Tak semua cinta b...