Chapter 8

897 144 21
                                    

Kediaman Bae...

Mentari pagi ini bersinar cerah, secerah hati seorang gadis yang kini tengah diliputi kebahagiaan yang sejak semalam belum juga pudar.

Irene, gadis cantik itu kini menatap lekat dirinya yang telah rapi berbalut seragam dan blazer dari pantulan cermin. Tak seperti biasanya, pagi ini Irene menyambut harinya dengan senyuman. Walau terlihat kecil namun senyum itu begitu tulus.

'.. Kau tidak perlu bersusah payah mencari kebahagiaanmu Irene-ah. Cukup buka hati dan dirimu, setelah itu biarkan semua orang yang berada disekitarmu mencoba untuk membahagiakanmu..'

Teringat kembali ucapan Jisoo malam itu membuat Irene sadar dirinya terlalu menutup diri hingga tak ada satupun kebahagiaan yang ia rasakan selama ini.

Dan sekarang Irene mencoba untuk memperbaiki kebiasaannya. Ia berusaha keras untuk membuka diri serta hatinya seperti yang dikatakan partner visualnya itu. Langkah pertama yang ia ambil adalah tersenyum. Irene berusaha untuk bersikap sedikit lebih hangat, ia pikir ini tak kan mudah untuknya namun nyatanya ia bisa sedikit merasa lebih baik.

Benar kata Jisoo, saat ia mulai tersenyum, sedikit demi sedikit sebuah kebahagiaan perlahan hinggap dihatinya.

•••••

Irene menuruni satu persatu anak tangga, lagi-lagi kedua sudut bibir ranumnya tertarik keatas dengan begitu mudah membentuk sebuah senyum kecil kala netra indahnya menangkap sosok kedua orang tuanya yang sudah duduk manis di depan meja makan.

" Selamat pagi Eomma, Appa. " Sapanya lembut seraya tersenyum manis setelah sampai dihadapan Donghae dan Yoona.

Satu hal kecil yang tak pernah mereka lihat selama ini membuat sepasang suami istri bermarga Bae itu terkejut dalam diam.

Yoona memandang lekat putri cantiknya. Senyum itu—, entah kenapa membuat kedua mata indahnya tiba-tiba memanas, hatinya bergemuruh haru, wanita itu rasanya ingin menangis melihat senyum indah sang putri.

" Joohyun-ah.. " Yoona bangkit dari tempatnya dan segera membawa Irene kedalam pelukannya.

" Selamat pagi sayang. " Gumam Yoona seraya mengeratkan pelukannya ke tubuh mungil Irene.

Senyum Irene luntur gadis itu merasa bingung kenapa Eommanya itu tiba-tiba memeluknya, Irene menoleh sejenak kearah Donghae yang tersenyum memperhatikan mereka, sebelum akhirnya ia melingkarkan tangannya membalas pelukan Yoona.

Irene berusaha keras menahan air matanya yang mendesak ingin turun, tak bisa dipungkiri kini hatinya menghangat mendapatkan pelukan hangat dari Yoona seperti yang selama ini ia impikan.

Irene terkejut samar-samar mendengar isakan kecil dari Yoona. Irene bisa merasakan tubuh Eommanya yang bergetar tak beraturan.

" Mwo? Eo—Eomma... Eomma menangis? " Panik Irene. Gadis itu berusaha melihat wajah Yoona namun wanita cantik bermarga Bae itu malah semakin mengeratkan pelukan mereka.

" Gomawo, Jeongmal gomawoyo sayang. Eomma senang melihatmu tersenyum seperti ini. "

Irene menggigit bibir bawahnya ketika mendengar suara parau sang Eomma.

Donghae bangkit dari duduknya, perlahan berjalan mendekati kedua wanita kesayangannya. Pria itu kemudian ikut mendekap keduanya dengan erat.

" Joohyun-ah gomawo. Kami senang melihatmu tersenyum seperti ini. Tetap lah bahagia nak, maafkan kami—karena kami selama ini membuatmu kesepian. Kami sangat menyayangimu sayang. Mianhae.. " Ucap sendu Donghae.

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang