Chapter 20

641 100 10
                                    

06.13 KST

Masih terlalu awal sebenarnya bagi Jisoo untuk terbangun pagi ini. Namun sejak 10 menit yang lalu, gadis itu tak lagi bisa menutup matanya untuk kembali tertidur setelah dirinya tiba-tiba terbangun begitu saja dari tidurnya.

Jisoo pun tak beranjak dari tempatnya saat ini, ia masih betah berbaring sembari menatap wajah polos Irene yang tertidur pulas di hadapannya. Pagi ini benar-benar pagi yang spesial untuk Jisoo sebab wajah Irene lah yang menjadi pemandangan indah pertama saat dirinya membuka mata.

Lekuk wajah Irene begitu sempurna, tak membuat Jisoo bosan memandangnya. Jujur, Jisoo masih tidak menyangka jika gadis visual dihadapannya itu kini telah menjadi kekasihnya sejak kemarin. Masih ada sisa keresahan di hati kecilnya, entah mengapa membuat Jisoo merasa bingung dengan perasaannya sendiri.

Memikirkan semua itu membuat Jisoo larut dengan lamunannya sendiri, hingga tak berselang lama gadis itu tersentak ketika merasakan pergerakan kecil yang berasal dari Irene. Menyadari bahwa kekasihnya hendak terbangun, gadis itu dengan cepat menutup matanya, berpura-pura seolah ia masih tertidur.

Sementara itu disisi lain Irene melenguh pelan, kelopak matanya berkedip beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya sekitar sebelum terbuka sempurna. Ia terkejut saat melihat wajah cantik nan tampan Jisoo yang begitu dekat dengan wajahnya. Gadis itu hampir berteriak jika saja otaknya tidak dengan cepat mengingat bahwa gadis didepannya ini telah menjadi kekasihnya— membuatnya tersipu malu, wajahnya merah padam sesaat sebelum terkekeh bodoh.

Irene sedikit memundurkan tubuhnya memberi jarak agar dirinya lebih leluasa memandang kekasihnya. Satu tangan Irene terangkat menyentuh pipi Jisoo, mengusapnya dengan lembut tak ingin membangunkan gadis-nya.

" Saranghae.. " Bisiknya, mendekat dan mencuri kecupan sekilas di sudut bibir Jisoo membuat jantungnya berdegup kencang hampir meledak saat itu juga.

Irene kemudian menatap Jisoo penuh kasih. Ia tersenyum senang.

" Jisoo-ya,,, Kau— membuatku sangat bahagia. " Gumamnya pelan tanpa menyadari jika Jisoo mendengar semua yang ia ucapkan. Keadaan jantung gadis itu tak jauh beda dengan Irene.

Jisoo tak sanggup lagi mendengar ucapan manis Irene yang mungkin saja membuat jantungnya semakin hilang kendali, ia akhirnya memutuskan untuk bangun dari tidur pura-puranya. Sesaat Jisoo melenguh pelan, setelahnya gadis itu membuka kedua matanya yang langsung mendapati wajah Irene yang tersenyum cantik.

" Selamat pagi sayang! " Sapa Jisoo dengan suara husky-nya membuat Irene merinding.

Lagi, wajah gadis dingin itu merah padam untuk kesekian kalinya.

" Selamat pagi! " Sapanya malu-malu.

Jisoo tersenyum lebar, bibir itu benar-benar membentuk simbol hati.

" Aigoo, apa aku sekarang berada di Surga? Kenapa aku bisa melihat bidadari secantik ini? " Ucap Jisoo, Irene memukul pelan kekasihnya yang terkekeh.

" Berhenti menggodaku. Ini masih pagi dan kau sudah berkata begitu manis. "

" Aku bersungguh-sungguh. Kau terlihat sangat cantik. Aku sangat bahagia karena kau adalah pemandangan indah yang kulihat pertama kali saat aku membuka mataku. " Ungkap Jisoo.

" Aku baru saja bangun tidur, bagaimana bisa aku terlihat cantik? Yang ada wajahku mungkin terlihat buruk. Apa kau sedang mengejekku sekarang? " Ketus Irene yang sebenarnya merasa gugup dan salah tingkah.

Jisoo menggeleng dan tertawa kecil. Gadis itu mengecup sekilas pipi Irene yang mematung.

" Aku tidak pernah berbohong. Apapun keadaannya, kau selalu terlihat cantik di mataku Irene-ah. "

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang