Langit jingga menemani momen membahagiakan yang terjadi diantara Jisoo dan Irene hari ini. Keduanya begitu menikmati waktu kebersamaan mereka. Irene kini berjalan bersama Jisoo yang tengah menuntun sepeda menyusuri pantai dengan canda tawa yang menghiasi setiap langkah keduanya.
Langkah Irene memelan menyadari mereka hampir sampai di villa. Sejujurnya, Irene masih ingin menikmati waktu seperti ini bersama Jisoo, sehingga ia mencoba memikirkan sesuatu yang bisa membuatnya— setidaknya lebih lama lagi bersama jisoo." Jisoo-ya.. " Panggilnya membuat Jisoo menoleh kearahnya.
" Ne? "
" Aku— ingin melihat sunset sebelum kembali ke villa. " Ujar Irene, Jisoo tersenyum teduh sekilas lalu mengangguk.
Mereka kemudian berhenti. Setelah memarkirkan sepedanya, Jisoo lantas langsung menarik lembut tangan Irene menuju bibir pantai. Keduanya memusatkan perhatian mereka kearah matahari senja yang hampir tenggelam.
Hening.
Melihat matahari tenggelam bersama sosok yang mereka cintai adalah salah satu keinginan besar semua orang. Begitu pula Irene dan Jisoo, keduanya merasakan kebahagiaan yang membuncah, hati mereka menghangat di setiap detiknya.
Jisoo dan Irene hanya diam seakan menikmati momen saat ini. Mendengarkan dengan seksama suara deburan ombak yang begitu menenangkan jiwa. Juga semilir angin pantai yang menyejukkan raga. Angin yang berhembus pelan menerbangkan helaian anak rambut Irene menyita perhatian Jisoo yang kini menoleh kesamping menatap Irene yang semakin terlihat cantik.
Jisoo terkagum dengan keindahan wajah Irene, bahkan keindahan senja saat itu tidak mampu membuat Jisoo mengalihkan perhatiannya dari partner visualnya.
" Irene-ah... " Bisik Jisoo, begitu lembut menyapa indera pendengaran Irene yang kini mematung dibuatnya.
Irene merasakan jantungnya berpacu sepuluh kali lebih cepat mendengar suara husky Jisoo. Untuk beberapa saat ia berusaha mengendalikan dirinya agar bersikap biasa saja, sebelum pada akhirnya mengalihkan pandangannya menatap kearah Jisoo yang justru membuatnya seketika membeku.
Manik mata keduanya bertemu, membuat Jisoo dengan mudah menyusuri manik mata bening Irene yang hanya bisa diam. Satu tangan Jisoo tanpa sadar bergerak meraih tangan mungil Irene, menggenggamnya penuh kasih membuat Irene merasakan satu lagi perasaan bahagia di hati.
" J—jisoo-ya "
Nafas Irene tercekat, jantungnya semakin hilang kendali seiring usapan dipunggung tangannya yang berasal dari ibu jari Jisoo.
" Irene-ah, kau pasti tidak lupa bahkan mungkin muak dengan ucapan ku selama ini tentang aku yang menyukaimu. Aku tau kau ragu padaku karena aku terlihat seperti sedang bermain-main dengan ucapan ku. Kau muak dengan caraku yang bersikap tak terjadi apapun saat kau menolak ku, dan mengira aku hanya ingin mempermainkan mu.
Tapi, Irene-ah— jujur, aku melakukan itu hanya untuk mengobati hatiku yang hancur setiap kali kau menolak ku. Satu yang harus kau tau, aku tidak pernah berniat mempermainkan mu, aku bersungguh-sungguh dengan ucapan ku tentang aku yang menyukai segalanya tentangmu. "
Jisoo menjeda ucapannya menatap Irene yang masih terdiam memandang kosong kearahnya.
" Irene-ah.. "
Jisoo meraih satu lagi tangan Irene dan menggenggamnya dengan erat. Ia kini menatap dalam tepat pada manik mata partner visualnya.
" Irene-ah, saat pertama kali aku melihatmu ada perasaan aneh yang menjalar dihatiku— yang membuatku seperti merindukan dirimu setiap saat. Perasaan lega saat melihatmu tersenyum, perasaan senang saat melihatmu tertawa, rasa sedih saat melihatmu terluka dan marah saat seseorang menyakitimu. Aku merasakan semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUO VISUAL || Jirene
FantasyShort Story ❝ Duo Visual ❞ Jisoo x Irene Happy Reading❤️ END ••• ❝ I hope the wind will tell you how much, I Love You ❞ ❝ ...Tak semua cinta berlabuh pada pemiliknya. Tak semua cinta berpulang ke tempat yang diinginkan sebelumnya. Tak semua cinta b...