Chapter 17

605 104 18
                                    

Seusai mengunjungi makam mendiang saudari kembarnya, Irene terlihat murung membuat Jisoo iba dan berinisiatif untuk menghibur partner visualnya.

Jisoo dengan segala cara berusaha mengembalikan mood Irene. Kali ini Jisoo memutuskan membawa Irene untuk berkunjung ke sebuah klinik hewan sekaligus menjemput Dalgom, anjing kecil kesayangannya.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, kini keduanya sampai di sebuah klinik hewan mewah yang terletak di Gangnam.

Irion Animal Clinic, Gangnam...

" Annyeonghaseyo Nona Kim... "

Jisoo tersenyum kecil, menyapa kembali beberapa perawat yang menyambut kedatangannya dengan ramah. Jisoo rutin membawa anak berbulunya melakukan perawatan, sehingga membuatnya akrab dengan sebagian pegawai klinik.

" Nona Kim pasti ingin menjemput Dalgom? " Tanya seorang perawat.

" Ne, apa sudah selesai? "

" Dr. Lee masih melakukan perawatan pada Dalgom, lagipula Nona Kim datang lebih awal dari biasanya. "

Jisoo, gadis berambut biru gelap pemilik bibir hati itu tersenyum simpul.

" Ne, benar juga. Kami datang terlalu awal. Kalau begitu, kami akan menunggu di cafetaria. Kajja Irene-ah. "

Irene yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi di depannya hanya bisa mengikuti langkah Jisoo yang menggenggam tangannya dengan lembut, membawanya ke sebuah cafetaria yang memang tersedia di klinik hewan mewah itu.

Lagi-lagi hatinya menghangat mendapat perlakuan manis Jisoo. Teringat ucapan tulus partner visualnya di depan nisan Jihyun beberapa saat lalu membuat Irene diam-diam tersenyum menyadari bahwa Jisoo benar-benar menepati janjinya pada Jihyun untuk selalu menjaganya.

Jisoo tersenyum tipis melihat perubahan binar mata Irene yang sebelumnya sendu kini menjadi antusias saat beberapa anjing dan kucing mulai mendekati mereka.

" Jisoo-ya, lihatlah! Dia sangat lucu. " Girang Irene tersenyum lebar seraya memainkan ekor salah satu kucing ras Ragdoll berwarna putih, membuatnya tampak lucu seperti anak kecil sehingga sulit bagi Jisoo untuk tidak tersenyum gemas.

Sepertinya usaha Jisoo tidak sia-sia, kini Irene dengan cepat mendapatkan moodnya kembali. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah antusias ketika bermain dengan beberapa anjing dan kucing yang ada disana membuat Jisoo yakin dirinya berhasil membuat Irene melupakan kesedihannya.

" Dia menyukaimu Irene-ah. " Sahut Jisoo ikut mengusap kepala kucing yang kini sudah berada dipangkuan Irene.

Jisoo begitu menikmati ekspresi Irene yang menurutnya sangat cantik, bibir ranumnya yang tersenyum lebar mampu membuat rasa hangat menelusup di dada. Entah kenapa melihat senyum Irene membuatnya lega.

Jisoo kemudian teringat kembali sesuatu yang mengganggu pikirannya. Untuk beberapa saat, Jisoo menimang apakah ia harus bertanya pada partner visualnya atau justru menekan rasa penasarannya.

Irene menoleh kearah Jisoo yang duduk disampingnya menyadari keterdiaman gadis pemilik bibir hati itu. Irene mengernyit samar melihat Jisoo yang justru melamun. Irene menyenggol pelan lengan Jisoo yang terkejut, melemparkan tatapan tanya pada Jisoo yang tersenyum ragu.

" Wae? Apa kau ingin mengatakan sesuatu? "

" Ah ne, uhm maksudku—aniya. " Irene mengangkat alisnya bingung, Jisoo menghela napas panjang. Rasa penasarannya lebih mendominasi mendorong bibirnya yang gatal untuk segera bertanya.

" Uhm, Irene-ah. Kau— mengenal Seulgi? Bagaimana bisa dia ada di rumahmu? " Tanya Jisoo ragu setelah pertanyaan itu keluar dari mulutnya, melihat wajah Irene yang berubah datar justru membuat Jisoo merasa bersalah tapi juga penasaran sekaligus heran.

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang