Chapter 6

882 175 34
                                    

Jisoo benar-benar membuat Irene kembali merasakan yang namanya bahagia, setelah sekian lama Irene hampir melupakan bahwa perasaan itu memang nyata adanya. Jisoo mampu membuat Irene menjadi dirinya sendiri dan kembali ke masa dimana ia merasakan hidupnya penuh kebahagiaan.

Gadis dingin itu jauh berbeda dari sebelumnya. Wajah dinginnya berubah 180°, ia begitu ekspresif. Irene kini lebih banyak tersenyum bahkan tertawa.

Mereka menghabiskan waktu dengan menjajal semua wahana permainan yang ada disana. Selama mereka bermain, Irene sangat menikmati setiap detik berlalu. Bukan hanya permainannya, tapi Irene juga menikmati waktu kebersamaan nya dengan Jisoo.

Seperti saat ini, Irene begitu menikmati wajah Jisoo yang terlihat serius dengan mesin capit boneka di depannya. Sesekali Irene tertawa kecil ketika Jisoo menggeram kesal dan terlihat frustasi sembari mengumpati mesin tidak berdosa itu.

" Sudahlah, lupakan boneka itu. Aku tidak menginginkannya lagi. Kita bisa main permainan lain, Jisoo-ya. " Bujuk Irene.

Sebenarnya Irene merasa tidak enak melihat Jisoo menghabiskan banyak uang hanya untuk mendapatkan boneka kelinci yang tak seberapa harganya.

" Aniyo, aku akan mendapatkannya kali ini. " Ucap Jisoo seraya memasukkan kembali koin berikutnya kedalam mesin capit itu.

" Aku akan mendapatkan boneka itu, bukankah kau yang menginginkannya? " Mata tajam Jisoo menyorot tajam belasan boneka kelinci yang hanya diam seolah mengejek kemampuannya.

Jisoo tak mungkin menyerah begitu saja, ia masih ingat beberapa saat lalu Irene merengek meminta boneka kelinci dari mesin sialan itu. Tentu hal yang langkah bagi Jisoo melihat sisi berbeda dari Irene. Hal itu membuatnya gemas. Dan sebagai calon kekasih idaman yang bertanggung jawab, Jisoo tentu akan berusaha mendapatkannya walau sudah setengah jam lamanya ia bermain namun tetap saja gagal.

" Yak! Aish.. Mesin sialan! " Pekik Jisoo. Gadis itu berteriak dan semakin memaki mesin tak berdosa dihadapannya. Ia hampir saja mendapatkan salah satu boneka kelinci, namun mesin itu malah melepaskannya dengan sengaja.

Irene yang melihat itu tak kuasa menahan tawa, walaupun sejujurnya ia sedikit sedih karena Partner visualnya lagi-lagi gagal mendapatkan boneka kelinci imut yang ia harapkan.

Jisoo menggerutu kesal seraya kembali mengambil koin berikutnya. Namun sebelum Jisoo berhasil memasukkan koin itu ke dalam mesin, Irene langsung saja menghentikan Jisoo dan menariknya menjauh. Irene tidak ingin berlama-lama disana, ia ingin mencoba permainan lainnya.

•••••

Jisoo tak hanya membuat Irene bahagia, gadis visual itu juga berhasil membuat Irene menangis ketika mereka masuk ke dalam wahana rumah hantu.

Seperti saat ini, gadis dingin irit bicara itu kini menangis dalam pelukan Jisoo. Sejak 15 menit pertama mereka masuk, Irene terus saja berteriak ketakutan melihat sosok hantu yang menurutnya menyeramkan. Ia benar-benar ketakutan, bahkan ketika sebuah properti wahana tak sengaja tersentuh lengannya saja, Irene sudah menjerit dan detik berikutnya gadis itu menangis keras.

Jisoo yang awalnya panik kini terlihat menahan senyumnya. Jujur saja, Jisoo sengaja mengajak Irene masuk ke rumah hantu itu karena Jisoo ingin menikmati moment-moment seperti ini bersama Irene.

Dan semuanya tepat seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

Gadis visual dengan segala akal bulusnya itu bahkan sudah merencanakan semuanya dengan baik. Bak cerita klasik, Jisoo memeluk erat tubuh mungil Irene dan mengusap surai hitam gadis itu dengan penuh kelembutan, ia tak berhenti membisikkan kalimat-kalimat penenang.

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang