Chapter 16

644 117 6
                                    

Kediaman Bae...

Bae Joohyun, atau gadis yang akrab disapa Irene itu kini sedang berbaring diatas ranjang queen size miliknya. Kedua sudut bibir ranum itu tertarik berlawanan arah, senyum diwajah cantiknya tak sedikit pun luntur kala mengingat kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu, dimana ia dengan lancangnya mencium pipi Jisoo membuatnya tersipu malu.

Kedua tangan Irene terangkat cepat menutup wajahnya yang mulai memanas. Partner visual Jisoo itu semakin salah tingkah, tak bisa mengelak jika ia benar-benar malu mengingat kejadian itu dan hanya bisa merutuki kebodohannya sendiri.

" Astaga, kau memang bodoh Bae Joohyun! T-tapi, aku.. menyukainya. Mwo! Aish, apa yang kau pikirkan pabo-ya, bagaimana jika Jisoo malah risih denganmu? Ck, bodoh! Seharusnya kau tidak melakukannya Bae Joohyun! "

Irene yang awalnya tersipu senang kini mulai sedikit tidak tenang. Gadis visual itu risau, banyak hal negatif yang memenuhi pikirannya, salah satunya adalah bagaimana jika Jisoo justru risih padanya?

Sumpah demi apapun, Irene tidak siap jika Jisoo tiba-tiba menjauh darinya karena hal itu.

Irene mengacak rambutnya frustasi. Gadis itu menatap gusar langit-langit kamar bernuansa putih. Pikirannya berkecamuk dipenuhi dengan ekspresi Jisoo yang sedikit ia tangkap, wajah Jisoo yang terkejut membuatnya merasa bersalah juga takut. Ia takut partner visual sekaligus pemilik nama dihatinya itu tidak nyaman atas tindakan lancangnya.

Ting!!

Irene terkesiap mendengar bunyi notifikasi pesan masuk yang berasal dari ponselnya. Dengan segera Irene bangkit dari tidurnya dan meraih benda pipih berbentuk persegi yang tergeletak di atas nakas samping ranjangnya.

Kedua mata indah Irene melotot sempurna saat melihat nama seseorang yang tertera di layar. Irene kemudian mengarahkan salah satu jarinya membuka pesan tersebut.

MyJisoo❤️

Irene-ah, ini aku Jisoo. Apa kau sudah makan malam? Jangan lupa makan. Aku akan menghubungimu nanti. Nyeongan🥰..

Sebuah senyum terbit begitu indah pada bibir ranum Irene, kerutan risau diwajah paripurnanya hilang begitu saja setelah membaca pesan masuk dari Jisoo. Gadis visual itu merasa senang berpikir Jisoo tidak menjauhinya karena risih seperti yang ia kira sebelumnya.

Irene tak bisa untuk tidak tersenyum semakin lebar seperti orang bodoh ketika melihat ID contact Jisoo. Ia seperti baru menyadari alasan mengapa Jisoo meminjam ponselnya saat itu, ini hanya modus Jisoo untuk mendapatkan nomer ponselnya.

Irene menggeleng merasa salut dengan kegigihan Jisoo yang tak pernah lelah berusaha mendapatkan hatinya, walaupun tak jarang bahkan berkali-kali ia menolak dan berusaha bersikap acuh. Jisoo tak pernah berhenti mengiriminya pesan manis walau Irene tak pernah membalas ataupun membacanya, bahkan terakhir kali waktu itu Irene memblokir nomer Jisoo sebab Irene berusaha mengenyahkan perasaan anehnya pada Jisoo.

Karena Irene tidak ingin kembali terjebak dalam pesona Jisoo. Namun, alih-alih hilang, perasaannya justru bertambah besar.

Dan, yah. Irene akui dia begitu bodoh karena setelahnya ia merasa frustasi, berulang kali mengecek ponsel bahkan setiap jam berharap Jisoo kembali mengiriminya sebuah pesan.

Hari demi hari berlalu hingga harapannya pupus dan sedikit kecewa karena Jisoo tak lagi pernah menghubunginya. Ia hanya berharap Jisoo berusaha menghubunginya kembali dan tidak berhenti begitu saja. Namun nihil, Irene pun meragu dengan perasaan Jisoo walau pada akhirnya Irene tetap saja luluh dengan sikap manis Jisoo kepadanya.

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang