Chapter 18

601 107 9
                                    

Incheon International Airport...

Hari ini adalah hari keberangkatan Jisoo, Irene, Wendy dan Joy ke pulau Jeju. Keempatnya sekarang hanya tinggal menunggu pemberitahuan untuk masuk kedalam pesawat.

Sembari menunggu, mereka memilih untuk berbincang santai. Jisoo dan Wendy terlibat perdebatan kecil mengenai rencana minum soju saat acara barbeque nantinya.

Jisoo menentang keras usulan Wendy untuk meminum minuman beralkohol itu sebab mereka masih berstatus seorang pelajar. Wendy terus saja membujuk Jisoo dengan mengatakan jika usia mereka sudah memasuki usia legal jadi wajar bagi mereka untuk mencoba minuman itu.

Joy dan Irene hanya tersenyum menikmati perdebatan keduanya lalu tertawa ketika Wendy mulai merengek seperti anak kecil yang membuat Jisoo langsung mendelik jijik.

" Aish, berhenti merengek sialan! Memalukan sekali. " Gerutu Jisoo, bibir Wendy mengerucut lucu semakin membuat Irene dan Joy kekasihnya tertawa.

" Ayolah, Soo-ya. Ne? Kita harus minum sedikit. Rasanya tidak lengkap jika kita tidak minum soju saat acara barbeque nanti. "

" Ck, terserah kau saja. "

Lelah dengan keras kepala Wendy, Jisoo memilih menyerah mengikuti kemauan Wendy yang kini memekik girang dan langsung memeluk tubuh Jisoo yang terkejut, berusaha mendorong Wendy untuk menjauh.

Suara pemberitahuan menandakan keberangkatan mereka membuat Jisoo, Irene, Wendy dan Joy segera mengikuti rombongan lain masuk kedalam pesawat. Setelahnya, keempat gadis cantik itu langsung mencari tempat duduk mereka.

Kali ini Jisoo duduk bersama Irene. Sedangkan Wendy? Jangan tanyakan lagi, gadis pendek itu tidak akan pernah lepas dari kekasihnya, Joy.

" Irene-ah, apa kau takut? " Tanya Jisoo menoleh khawatir kearah Irene yang duduk tegang disampingnya.

Irene tak menjawab membuat Jisoo yakin bahwa partner visualnya itu benar-benar ketakutan. Ditambah lagi Jisoo yang menyadari wajah pucat pasi Irene yang semakin kentara membuat Jisoo segera menggenggam tangan Irene yang tersentak kecil.

Irene menatap sekilas tangan Jisoo yang menggenggam tangannya sebelum mengalihkan pandangannya kearah Jisoo yang menatapnya khawatir.

" Gwaenchana? "

" A-aku, aku hanya... Aku sudah lama tidak naik pesawat, dan aku— takut ketinggian. " Cicit Irene pelan.

" Gwaenchana. Ada aku disini. " Ucap Jisoo tersenyum teduh membuat Irene tertegun.

Hatinya perlahan tenang melihat manik mata Jisoo yang penuh ketulusan. Irene tersentak ketika Jisoo tiba-tiba memeluk tubuhnya. Ketakutan Irene sedikit demi sedikit memudar saat Jisoo mulai mengusap rambutnya dengan lembut.

Jantung Irene berpacu dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Kali ini bukan karena ketakutan, hanya karena merasakan pelukan hangat Jisoo saja mampu membuatnya teramat senang.

Terdengar sebuah suara pemberitahuan pesawat yang akan mereka tumpangi akan segera melakukan penerbangan membuat Irene secara spontan memeluk Jisoo dengan erat. Jisoo yang menyadari Irene kembali ketakutan mencoba untuk menenangkan gadis visual itu.

" Gwaenchana, ini tidak akan lama dan tidak akan terasa sama sekali. " Ucap Jisoo lembut, tangannya tak berhenti membelai lembut surai panjang gadis yang mulai tenang kembali dipelukannya.

" Irene-ah? " Panggil Jisoo pelan membuat Irene mendongak menatapnya.

Jisoo tersenyum memeluk Irene lebih erat, membawa kepala Irene untuk bersandar di dadanya.

DUO VISUAL || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang