VOTE? Checked
COMMENT OR COMMENTS? Checked
Kemarin aku nggak sempat update karena nggak ada yang bisa di-post. Tapi sekarang udah balik lagi. Mudah-mudahan bisa update tiap hari sebelum mager menyerang :D
Pagi-pagi sekali, Sagara menyetir Mazda 3 Hatchback Machine Gray Metallic menuju rumah orangtuanya. Di jalan, disinggahinya drive thru Mc Donalds untuk memesan menu sarapan, Big Breakfast yang akan dimakan dalam perjalanan. Sebenarnya dia tidak berencana singgah, tapi Talita meneleponnya pagi-pagi, meminta tolong dibelikan chicken muffin dan hotcakes. Sekalian saja Sagara membeli sarapan untuk dirinya sendiri.
Semalam tidurnya cukup nyenyak. Setelah menyantap Froot Loops, Sagara ke kamar mandi untuk menyikat gigi kemudian berbaring di tempat tidurnya. Dia mengecek ponselnya dan menemukan chat dari Talita yang menanyakan kapan dia akan balik ke rumah untuk menjenguk mami.
Sagara mengirimkan chat balasan.
Mami yg nyuruh dateng?
Talita tidak menjawab. Entah mungkin sudah tertidur atau bagaimana, karena baru Sagara membalasnya di jam dua belas kurang sepuluh menit.
Sagara mengecek lagi apa ada request lain dari Talita. Berhubung tidak ada, dia mengirimkan lagi balasan.
Oke.
Mami tidak berpesan dia harus datang bersama Seira, bukan?
Seira belum keluar kamar saat Sagara memutuskan untuk ke rumah mami. Sagara tidak berharap ada sarapan yang tersedia untuknya karena dia memang tidak meminta dibuatkan sarapan. Setelah episode penolakan berkali-kali untuk memakan masakan Seira, Sagara masih belum punya alasan untuk mulai menikmati masakan perempuan itu, meskipun dia sangat yakin masakan Seira "cukup" enak. Masa-masa setelah pulang ke Indonesia, Sagara sering ikut mencicipi masakan Seira di setiap perempuan itu bertandang ke rumah. Soto ayam, rawon, siomay Bandung hingga pempek khas Palembang. Mami senang request makanan dan Seira senang memasak. Memang pasangan mertua dan menantu yang sangat kompak.
Saat itu, Sagara berharap ada saja hal-hal yang bisa membuat Mami tidak menyukai Seira dan berpikir ulang untuk menjadikannya menantu. Mungkin dia punya kebiasaan jorok entah itu mengupil atau kentut sembarangan. Tapi di mata Mami, Seira adalah sosok sempurna. Terlalu banyak hal-hal baik di dalam dirinya. Jika kini Seira jadi sering berbantahan dengannya, hal itu dilakukan Seira karena dia tidak bisa membiarkan Sagara terus meledeknya. Sagara mungkin bisa saja melaporkan sikap Seira, berharap mami akan menegur Seira. Tapi, jika Mami menanyakan alasannya kepada Seira, bisa-bisa menjadi bumerang bagi Sagara. Mami akan menyalahkan sikapnya yang tidak bisa menghargai istri. Dan bisa ditebak, Mami akan menceramahinya sepanjang waktu tentang etika dalam berumahtangga. Kalau sudah begitu, biasanya Sagara akan memilih minta maaf dan diam mendengarkan ucapan mami yang bertindak bak penasihat pernikahan.
Mengubah mindset mami tentang Seira adalah hal yang sia-sia. Label menantu kesayangan yang melabelinya sudah sangat paten. Jadi jangan pernah coba-coba merabai keuntungan jika tidak ingin merugi sendiri.
"Gue udah di jalan." Sagara berbicara melalui earpods.
"Pesenan gue ada kan?"
"Hmm. Udah gue beliin. Buat keponakan kesayangan gue juga."
"Nah. Kendall masih bobo nih."
"Bangunin cepat sebelum gue dateng."
"Janganlah. Enak aja lo, anak gue dipaksa bangun gara-gara lo mau dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERRATED WIFE
General FictionSeira Dahayu, telah lama mengetahui jika dirinya dan Sagara terikat kawin gantung sejak mereka masih kecil. Kala itu Seira masih berusia 9 tahun dan Sagara berusia 11 tahun. Ia bahkan diminta untuk tidak menjalin hubungan asmara dengan laki-laki ma...