Selamat Bermalam Minggu.
VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA :)
Orchard Boulevard, Singapore.
Sagara melangkah masuk ke kondominium milik Maysa yang terletak di kawasan elit Orchard Road. Setelah panggilan berkali-kali yang tidak bisa tersambung, berhari-hari menunggu jawaban, akhirnya terdengar suara Maysa di ujung telepon. Butuh waktu dua hari, tepatnya sehari yang lalu sampai Maysa mau mengangkat panggilannya.
Mereka berbicara dalam kondisi benak Sagara yang masih dipenuhi ribuan tanya.
Tidak banyak yang mereka bicarakan karena saat itu karena Maysa mengatakan hanya akan memberikan penjelasan setelah mereka bertemu. Maysa tidak berencana dalam waktu dekat ini ke Jakarta setelah insiden di apartemen Sagara. Tempat itu menjadi tempat yang tidak lagi nyaman untuk bertemu seperti sebelumnya.
Sebuah keputusan yang tepat karena Sagara lebih nyaman bertemu dengan Maysa di Singapura.
Negara itu bukan negara asing bagi Sagara. Beberapa kali dalam setahun Sagara berkunjung ke sana untuk urusan bisnis, liburan, sekaligus mengunjungi Maysa.
Sepanjang perjalanan, Sagara memikirkan dua kemungkinan. Mereka akan tetap bersama jika Maysa bisa memberikan penjelasan logis. Atau mereka menggunakan waktu untuk break sambil mencari jalan yang lebih baik bagi hubungan mereka.
"Aku kira kamu bercanda saat bilang kamu mau ke sini."
Maysa berpakaian rapi berupa setelan blazer. Tadi pagi, Maysa berangkat ke kantor dan kini balik ke apartemen begitu Sagara mengatakan sudah tiba di Singapura. Maysa mengelola bisnis retail dan kini mulai merambah properti dengan Ralph sebagai partner bisnis. Prospek bisnis yang lumayan menjanjikan. Maysa memulai dari awal bisnis dengan bantuan modal dari orangtuanya. Belakangan, dia mencoba memperluas bisnis yang mempertemukannya dengan Ralph, teman lamanya.
Sagara tidak menyangka jika laki-laki yang dikenal sebagai teman Maysa malah melampaui sangat jauh hubungan bisnis mereka. Dia cukup mengenal Ralph. Laki-laki itu dikenalkan Maysa padanya di sebuah acara santai saat Sagara berkunjung ke Singapura. Tidak ada perasaan curiga sama sekali kepada Ralph. Setahu Sagara, Ralph juga sudah memiliki kekasih di awal kerjasama bisnis mereka.
"Jam berapa kamu mau balik kerja lagi?" tanya Sagara sembari mendudukkan bokongnya di salah satu sofa.
Jarum pendek jam dinding menunjuk ke arah angka sebelas sementara jarum panjangnya di angka lima. Maysa akan balik lagi ke kantor setelah menyambutnya.
"Setelah makan siang," jawab Maysa singkat.
"Atau setelah aku balik ke Jakarta?" kata Sagara sinis. "Kamu kelihatannya tidak perlu buang waktu mengadakan upacara penyambutan."
"I'm busy."
Alasan baru, sekaligus klise.
"Kamu nggak pernah sibuk setiap aku ada di sini."
Sagara meletakkan ponselnya di atas meja dalam keadaan mati total. Dia memang sengaja menonaktifkan ponsel karena butuh suasana tenang tanpa interupsi. Nyatanya, interupsi justru berada dalam pikirannya sendiri. Dia sudah hampir mengabaikan keinginan untuk melakukan konfrontasi kepada Maysa karena Sagara tidak mau pertemuan mereka berakhir luka karena pertengkaran.
"Setelah apa yang kulihat lewat VC, kamu masih berharap kita nggak bertemu lagi?" tanya Sagara.
Maysa ragu, ikut duduk di sofa yang berseberangan. "Aku nggak bilang begitu. Hanya saja, aku nggak nyangka kamu masih mau ketemu sama aku setelah apa yang kamu lihat di VC."
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERRATED WIFE
General FictionSeira Dahayu, telah lama mengetahui jika dirinya dan Sagara terikat kawin gantung sejak mereka masih kecil. Kala itu Seira masih berusia 9 tahun dan Sagara berusia 11 tahun. Ia bahkan diminta untuk tidak menjalin hubungan asmara dengan laki-laki ma...