PART DUA PULUH DELAPAN

2.5K 468 9
                                    


Kemarin aku salah menggal part 27 dan 28 jadinya kependekan di part ini :D

Sekarang, update-an OW di KaryaKarsa lumayan panjang setiap partnya. Hari ini kalo nggak ada penundaan, aku posting part 42 di KaryaKarsa :D

Happy Reading!


Meja makan besar di ruang makan telah dipenuhi aneka makanan hasil olahan tangan chef. Setiap orang telah duduk di kursi masing-masing lengkap dengan piring berisi makanan. Tidak ketinggalan Kendall ikut bergabung bersama mereka. Bedanya, makanan di piring Kendall berupa pasta dan potongan sayur dalam bentuk menarik. Mami pasti sudah membuat request khusus untuk cucu kesayangan dan satu-satunya itu.

Duduk di kursi yang berada di samping Seira seperti duduk di kursi panas. Bukan karena mereka menjadi topik obrolan. Tapi karena para orangtua berkumpul dalam satu meja makan yang sama. Perhatian kerap tertuju kepada mereka berdua. Terhitung sebagai pasangan baru dalam keluarga, dengan resiko ditanyai berbagai pertanyaan.

Apalagi kalau bukan soal anak?

Sagara menjawab seminimal mungkin dan memberikan porsi lebih banyak kepada Seira. perempuan itu lebih cakap memberi jawaban diplomatis. Setiap pertanyaan dijawab dengan cerdas tanpa ragu. Seolah sepanjang malam dihabiskan dengan membaca buku berisi daftar pertanyaan yang sering diajukan mertua, berikut kunci jawabannya. Bukan berarti Sagara lepas tanggung jawab.

Dia sedang malas saja mengarang jawaban. Dia lebih suka menikmati makanan sambil mendengarkan segala omong kosong yang diutarakan Seira. Tidak mengapa jika dia ikut menanggung dosanya. Dari awal, pernikahan itu sendiri bukan tujuan hidupnya.

"Memang nggak salah saya memilih Seira sebagai menantu. Seira nggak hanya cerdas tapi juga bijaksana. Entah di mana lagi bisa ketemu sosok menantu sebaik ini."

Iya, bagus. Teruskan saja pujiannya, Mi. Teruskan saja sampai si menantu kesayangan jadi semakin besar kepala.

Biar Seira makin di atas awan dan dirinya makin tenggelam ke dasar laut.

Sagara bukannya iri dengki karena orangtuanya menyanjung Seira sementara mereka memposisikan dirinya seolah Sagara ketiban bulan karena mendapatkan istri seperti Seira.

Dia tidak perlu pujian dari siapa-siapa. Dia hanya ingin Mami dan Papi berhenti dengan kata-kata manis penuh sanjungan, namun memuakkan. Kupingnya sudah panas.

Bisa hilang nafsu makannya kalau terus-menerus seperti ini. Untungnya mereka hanya semalam di Puncak. Jadi kedamaian hidupnya tidak akan terusik. Hidupnya bisa kembali normal. Dia bisa bebas melakukan apa yang dia inginkan kepada Seira tanpa diketahui orangtua mereka. Dia akan meledek Seira jika sekali saja Seira mencoba mengadu.

"Semoga kalian selalu bahagia. Mami sama Papi doain yang terbaik buat kalian."

"Aamiin."

Semua orang, kecuali dirinya dan Seira terdengar mengamini.

Sagara mengeluh. Di dalam hatinya terjadi pergolakan emosi.

Buat apa ikut mengiyakan sesuatu yang bertentangan dengan perasaannya sendiri?

Apa untungnya?

Dia tidak mencintai Seira dan tidak akan pernah mencintainya.

Hanya satu hal itu yang dibutuhkan untuk melanggengkan sebuah hubungan.

Cinta.

Apa itu cinta? Cinta itu manipulatif.

Dia tidak mau dicintai dan mencintai. Karena tidak perlu.

OVERRATED WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang