PART DUA PULUH LIMA

2.6K 499 15
                                    

Ada yang nunggu OW Part 25 di sini? Fyi, kalau kalian mau baca kelanjutannya, di KaryaKarsa sudah sampai part 38. Udah jauh banget ya? :D

Sekarang jumlah dukungan udah cukup banyak. Terima kasih untuk kalian yang selalu dukung sampai mau unlock part berbayar 🥰🥰🥰
Thanks anyway :)

 Terima kasih untuk kalian yang selalu dukung sampai mau unlock part berbayar 🥰🥰🥰Thanks anyway :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Talita meminta gue memberitahu lo...sekalian mengajak lo ke rumah Mami."

Seira mendengarkan, masih sambil merapikan ruang TV. Tadi dia terlalu sibuk membersihkan lantai dan karpet menggunakan vacuum cleaner.

Rajin benar.

Serasa dapat ART gratis.

Mereka hanya berdua di apartemen, tidak pernah menerima tamu (Maysa tidak terhitung), setahunya tidak ada debu dan kuman yang perlu dikhawatirkan.

"Maksudnya, kita disuruh ke sana karena ada oleh-oleh dari kakak ipar gue."

Seira mematikan mesin vacuum cleaner.

"Kapan?"

"Kalau kita sama-sama ada waktu, biar barengan ke sana." Sagara meringis. Kalimatnya aneh. "Ya seharusnya memang bareng kan? Hitung-hitung silaturahmi."

"Ngomong apa sih?" Seira tidak mengerti. Dia kembali menyalakan vacuum cleaner.

"I'm talking to you." Sagara mendekat dalam jarak aman. Bahaya kalau sampai kesedot vacuum cleaner.

"Siapa suruh ngomongnya nggak jelas."

"Nggak jelas gimana?" Sagara menggaruk kepala. Seingatnya, dia sudah mengatakan apa yang perlu dikatakan. Apa bahasanya kurang bisa dimengerti?

He speaks in Indonesian language. Bukan bahasa daerah apalagi bahasa primitif.

"Ya nggak jelas. Coba ngomong lebih simpel."

Sagara mengerutkan kening. Apakah Seira sedang mengerjainya.

"Oke. Gue ulangin." Sagara pun mengulang. "Gue sama lo diminta datang ke rumah Mami. Kakak ipar gue datang dari Swiss, bawain oleh-oleh buat gue sama lo. Jadi kita disuruh dateng ngambil oleh-olehnya."

Kalau masih kurang jelas juga, sungguh keterlaluan.

"Udah ngerti kan?"

Seira hanya menggumam. "Hmm."

"Lo mau ikut kan?"

Seira menggumam lagi.

Kenapa kini Seira yang berganti tingkah jadi menyebalkan?

Bersikap menyebalkan adalah bagiannya, bukan bagian Seira.

"Ya udah. Abis bersih-bersih langsung ke sana aja. Gue tunggu."

"Udah malam. Sekalian besok sore saja."

"Baru jam segini." Sagara melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh lewat. Mereka belum makan malam. Sekalian saja makan di rumah Mami. Sudah lama dia tidak makan masakan yang dimasak Bik Nur, ART rumah Mami yang sudah bekerja puluhan tahun di sana.

OVERRATED WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang