tokoh Antagonis (End)

sangkar emas

Kabar pengangkatan pricilla menjadi calon putri mahkota menyebar dengan sangat cepat.

rakyat dan bangsawan terpecah belah, banyak yang mendukung dengan pengangkatan Pricilla menjadi putri mahkota akan tetapi tak sedikit pula yang menentangnya.
Terutama para kaum elit bangsawan.

Duke romanof terkenal sebagai pebisnis yang sangat sukses,   kekurangannya hanyalah tidak menduduki kursi pemerintahan.

Maka dengan adanya pernikahan diantara Pricilla dan Javier banyak yang berspekulasi jika itu akan memudahkan langkah Duke romanof untuk lebih berkuasa lagi.

Dan timbal balik yang didapat oleh istana adalah dukungan yang lebih besar ,mengingat nama duke romanof yang gaungnya sudah terkenal di seluruh penjuru negeri.

Rakyat yang lainnya beralasan bahwa mereka tidak ingin kehilangan Sosok keluarga Romanof yang memiliki citra baik,di khawatirkan jika pernikahan politik digelar sikap Duke romanof akan ikut berubah seperti bangsawan pada umumnya, padahal jika ditilik lebih dekat selama ini pun Duke romanof telah dekat dengan keluarga istana.

sementara bagi kaum elit bangsawan Duke romanof merupakan lambang sebuah ancaman,Karena Duke romanof sangat mendukung gagasan pembebasan para budak, penyetaraan status sosial,kewajiban membayar pajak sesuai harta yang diperoleh dan pembayaran buruh dengan jumlah layak yang tentu sangat merugikan kaum bangsawan.

Mereka mulai menunggangi fikiran para rakyat yang menolak pengangkatan Pricilla dengan menyebarkan rumor bahwa Duke romanof akan menaikan pajak hingga 10 % jika Pricilla telah resmi diangkat menjadi putri mahkota yang sudah barang tentu menyebabkan rakyat marah.

Padahal kenaikan pajak 10% adalah wacana raja yang ditujukan untuk para bangsawan saja.

rumor lain yang beredar  mengatakan Pricilla telah memiliki kekasih seorang pekerja di wilayah Zero tetapi meninggalkannya begitu saja saat mendapat lamaran dari istana hingga kabarnya lelaki malang itu mati bunuh diri.

Belum cukup sampai disitu  berita yang menyebar semakin
berkobar bagai api yang menjalar cepat ke seluruh hutan yang dilanda kekeringan .

mereka menyebutkan jika apa yang dilakukan keluarga duke romanof selama ini hanyalah sebuah pencitraan agar mendapat kepercayaan dari rakyat setelah itu merencanakan fitnah pada Marquess Abigail bahkan Pricilla menyuruh para preman untuk menculik dan memperkosa Alanis hingga hamil dan berakhir dengan  didakwanya seluruh klan abigail oleh istana.

Rumor rumor tersebut pun beredar diantara kalangan pelayan istana, mereka berbisik bisik dan banyak menggunjing Pricilla.

Pricilla bukan tidak mengetahui nya, dia hanya tengah berusaha membiasakan diri

banyak hal lebih penting yang harus aku pelajari dan kuasai disini

pricilla harus belajar tentang etiket seorang putri mahkota yang lebih rumit dari yang dia pelajari sebagai seorang nona bangsawan.

Dia harus menghapal silsilah keluarga kerajaan dan memiliki jadwal rutin berkunjung atau minum teh dengan anggota kerajaan.

Menyiapkan kesabaran jika tengah bersama Ratu aster, harus menekan ketakutan setiap bertemu pangeran Javier dan dimintai pendapat jika bersama raja Braga, walaupun hatinya masih terluka.

yang terbaru dia harus melakukan pesta minum teh dengan para nona bangsawan untuk lebih mengakrabkan diri.

Melakukan kunjungan keluar istana dengan para bangsawan yang menatapnya seolah menguliti,tetapi yang dapat Pricilla lakukan hanya tersenyum sopan dan menjawab dengan bijak pertanyaan yang ditujukan padanya, walau tak jarang tersirat sindiran dan makian yang dibalut halus oleh sebuah kata.

Ini adalah harga yang harus kubayar untuk menyelamatkan keluarga ku, jadi bukan masalah fikir Pricilla menstimulasi dirinya sendiri

Setiap sebelum tertidur seperti malam malam sebelumnya.

**

"calon putri mahkota,hari ini jadwal anda antara lain minum teh dengan Nona irene dan nona Denia, ratu berharap banyak  nona bisa mengakrabkan diri"

"Setelah itu Anda akan menuju istana bulan untuk pengukuran gaun  pernikahan anda bersama yang mulia putra mahkota dan terakhir menemui yang mulia raja di istana matahari"

"Baik, terimakasih kepala pelayan"

"Kalau begitu saya undur diri"

Pricilla kembali terduduk dikasur dan bersandar pada palang  kayu tempat diikatnya kelambu

"Calon putri mahkota apa anda akan baik baik saja?"tanya rose khawatir

"aku tidak mungkin berkata tidak kan?"

Rose adalah pelayan yang ditunjuk istana untuk melayani Pricilla

"Tetapi sejak semalam anda mengeluh sakit diperut anda"

"Tidak apa apa rose aku hanya sedang kedatangan tamu bulanan"

Rose yang melihat Pricilla dengan khawatir, meskipun baru mengikuti Pricilla sebulan terakhir ini tapi dia cukup mengetahui betapa beratnya hari hari Pricilla

"Kalo begitu saya akan menyiapkan mandi anda"

**

"Salam hormat kami yang mulia calon putri mahkota semoga keberkahan dan kesejahteraan selalu menyertai"

"Terimakasih, apa kabar kalian?"ujar Pricilla riang

"Saya baik baik saja yang mulia"ujar denia riang

"Tentu saya sangat baik yang mulia, meskipun tidak sebaik anda yang akan menjadi putri mahkota"

Pricilla mengerutkan kening

"Apa kau memiliki masalah terhadap ku irene?"tanya Pricilla seingatnya dulu irene tak begini bahkan di tahun pertama setelah gagal dalam regina mereka bertiga masih sering bertemu sampai Pricilla dibuat terlalu sibuk dengan kegiatannya

"Tidak ada yang mulia, ini hanya kesedihan hati saya karena merasa bingung dengan apa yang terjadi tiba tiba"

"Apa maksudmu?"

"Mohon maaf jika saya berlaku tidak sopan, akan tetapi saya ingin menanyakan soal rumor yang beredar bolehkah yang mulia?"

"Rumor apa?"Tanya Pricilla bingung karena terlalu banyak rumor yang didengar nya sehingga dia tak mengingatnya satu persatu

"Bahwa pemusnahan klan Marquess Abigail disebabkan oleh anda"

Pricilla terkejut mendengarnya

"Nona Irene mohon jaga batasan anda"tegur denia yang khawatir bahwa ada yang mendengar pertanyaan irene yang terlalu frontal

"Apa kau sungguh sungguh berfikir aku sekeji itu?"tanya pricilla tak percaya

"saya tidak tahu yang mulia, akan tetapi mengingat anda menerima pinangan putra mahkota tanpa mengingat sebuah tradisi dan persahabatan kita bukan kah setidaknya saya memiliki hak untuk menghilangkan dahaga atas ketidak tahuan saya?"

Pricilla hampir menangis mendengarnya hingga sebuah suara mengagetkan ketiganya

"calon putri mahkota, bukan kah saya sudah  mengatakan untuk jangan terlambat?"