▪7▪

18.9K 1K 43
                                    

Penulis hanya meminjam nama dan visual, tidak ada unsur apapun.
This story just for fun..


Typo bertebaran, happy reading^^

Typo bertebaran, happy reading^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayang sekali harus berhenti sampai disini. Nanti kita lanjutkan besok dikantor yaa. Aku ada urusan mendadak, tidak apa-apa kan?"

Hanna diam tidak perduli dengan apa yang diucapkan Jaemin, tubuhnya begitu lemas untuk sekedar berucap atau memohon kembali.

Sedang yang sekarang Jaemin lakukan adalah mengusap lembut pipi Hanna kemudian menunduk ke arah penyatuan keduanya.

Laki-laki itu memejamkan matanya dan merutuk dalam hati. Jika saja gadis yang menjabat sebagai tunangannya itu tidak mengganggu dia pasti sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Jaemin kembali mendongak menatap wajah cantik milik Hanna yang entah kenapa berkali-kali lebih cantik jika wanita itu habis menangis pikirnya.

Tangan laki-laki itu bergerak memperbaiki penampilan Hanna, memasangkan kembali bra wanita itu. Dengan gerakan pelan Jaemin melepaskan jasnya kemudian memakaikannya pada Hanna untuk menutupi tubuh bagian atas wanitanya lalu mengangkat pinggang Hanna.

"Akh ssh" Ringis Hanna dengan suara ketika penyatuan merea akhirnya terlepas. Tapi, ringisan kecil itu masih dapat didengar oleh Jaemin.

Hanna kembali ke tempat duduknya, wanita itu membungkuk untuk mengambil dalamannya yang dilepas Jaemin tadi bersamaan dengan Air mata yang jatuh mengenai ujung kakinya.

Wanita itu kembali memakai dalamannya dengan tangan yang masih bergetar lalu memperbaiki penampilannya.

"Tunjukkan jalan ke rumahmu"

"Tidak. Aku akan naik taxi saja"

Jaemin menoleh mendapati Hanna yang menunduk, laki-laki itu menghembuskan napasnya kasar mencoba menahan emosi.

"Aku tidak suka penolakan. Cepat tunjukkan jalannya atau aku akan melanjutkan kegiatan kita tadi dengan kasar sekarang juga"

Hanna mengepalkan tangannya dengan. Lagi, lagi dan lagi dia tidak bisa melawan Jaemin walaupun dalam hatinya ingin sekali meneriaki laki-laki brengsek itu dengan sumpah serapah.

Jaemin tersenyum miring saat Hanna akhirnya mulai mengetikkan sesuatu di aplikasi gps yang ada di layar monitor di mobilnya.

Mobil sport hitam itu akhirnya sampai di depan sebuah bangunan bertingkat tiga dengan ada satu rumah atap dibagian atasnya.

Drippin; [드립핀] 》Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang