▪8▪

17.6K 1K 57
                                    

Di tempat lain, sejak satu jam yang lalu Hanna masih saja duduk dibawah shower membiarkan dinginnya air mengguyur tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat lain, sejak satu jam yang lalu Hanna masih saja duduk dibawah shower membiarkan dinginnya air mengguyur tubuhnya.

Tangannya mengusap seluruh tubuh sampai area kewanitaannya mencoba menghapus jejak Jaemin ditubuhnya.

Air matanya kembali jatuh, dia benar-benar membenci dirinya sendiri yang begitu lemah jika berhadapan dengan Laki-laki itu.

Dia ingin melawan tapi tidak bisa. Enam tahun lamanya dia hidup dengan bayang-bayang kejadian di perpustakaan sekolah waktu itu.

Kejadian yang akhirnya merubah kehidupannya. Hanna ingat dengan jelas malam itu saat Bibi Ahn melapor pada Ayahnya bahwa dia hamil.

Pria itu begitu murka, laki-laki itu menyeretnya sampai di depan rumah besar mereka dan mengusirnya.

Wajah sang Ibu dan sang adik yang tersenyum miring masih sangat jelas terekam diingatannya, dua orang yang seharusnya membantunya ternyata ikut senang dengan kepergiannya.

Dengan sekuat tenaga dia berjalan menyusuri jalanan kota seoul yang saat itu suhunya bahkan mencapai minus 4° Celcius, membuatnya hampir membeku.

Sangat dingin, pelan-pelan dia merajut langkahnya menapaki jalanan bersalju dengan kaki telanjang. Langkahnya berhenti saat melewati sebuah gedung yang akhirnya menjadi tempat persinggahannya.

Persinggahan terakhir untuk sebuah janin berusia tiga minggu yang mungkin jika dia memilih untuk mempertahankannya kini sudah menjadi putra atau putri kecilnya.

"Maaf. Maafkan aku"

"M-maaf"

"T-tolong maafkan a-aku"

Sebuah janin yang begitu rapuh dan kecil. Jika saja dia hidup, mungkin sekarang Ia berusia lima tahun dan menemani hari-harinya, menenangkannya dikala sedih.

Sesuatu yang seharusnya menjadi satu-satunya harta berharga miliknya, menjadi sumber kebahagiaannya. Tapi apa? Dialah yang telah membunuhnya.

"Maafkan aku k-karna hiks sudah m-membunuhmu"

"M-maaf"

Sungguh dia sangat menyesal, perbuatan kejinya saat itu membuatnya membenci dirinya sendiri. Hidupnya hancur dan semua itu salahnya.

Jika bisa kembali ke masa lalu, Hanna tidak akan pergi ke perpustakaan saat itu dan memilih belajar di kelas saja. Dia tidak akan menghampiri Jaemin yang sedang mencumbui adik kelasnya. Dia tidak akan mengejek laki-laki itu.

Drippin; [드립핀] 》Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang