▪49▪

9.7K 795 98
                                    

Hanna beserta Jaemin, Jeno, dan juga Mark masih menunggu di depan ruangan operasi, sudah tiga jam lamanya operasi itu berlangsung tapi belum ada tanda-tanda kapan operasi itu akan selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanna beserta Jaemin, Jeno, dan juga Mark masih menunggu di depan ruangan operasi, sudah tiga jam lamanya operasi itu berlangsung tapi belum ada tanda-tanda kapan operasi itu akan selesai.

"Bagaimana?" Tanya Doyoung yang baru saja sampai.

"Operasinya masih berlangsung" Jawab Jeno.

"Tolong selamatkan dia Tuhan" Mark menunduk menyatukan kedua tangannya berdoa pada Tuhan agar wanita yang sangat dicintainya itu selamat.

"Hanna-ya" Jaemin mengusap punggung tangan Hanna membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.

Hanna menoleh pada Jaemin, wanita itu tersenyum tipis "Aku tidak apa-apa" Ujarnya dengan suara kecil yang lebih cocok disebut gumaman.

Pintu ruangan operasi itu akhrinya terbuka, Seorang Dokter laki-laki yang berusia tiga puluhan itu keluar dengan pakaian khas Operasi. Semua orang yang ada di sana berdiri menghampiri Dokter itu.

"Bagaimana Dokter?" Tanya Mark.

Sang Dokter menunduk lalu menggelengkan kepalanya "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Pasien kehilangan banyak darah, karena peluru yang menembus jantungnya. Kami sudah mencoba banyak cara untuk menghentikan pendarahan tapi tetap saja tidak bisa. Pasien tidak bisa kami selamatkan Tuan" Ucap Dokter itu.

Mark menggelengkan kepalanya, merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan lelaki itu "Tidak mungkin, anda berbohong kan Dokter"

"Maaf Tuan, saya tidak berbohong. Pasien sempat sadar sebelum dia dioperasi, dia menitipkan sebuah surat untuk Kim Hanna" Dokter itu memberikan sebuah kertas pada Mark.

Dengan gerakan cepat, Mark merampas kertas yang ada di tangan Dokter itu lalu mulai membaca setiap untaian kata dan kalimat hasil tulisan tangan Kim Hani.

"Hai Eonni"

Itu adalah kalimat pertama yang dibacakan Mark, semua orang diam mendengarkan pria itu. Dengan menahan air mata Mark berusaha membaca kembali tulisan itu.

Apa aku bisa memanggilmu eonni? Kuharap kau mengizinkannya. Jika sekarang kau sedang membaca surat ini mungkin aku sedang di ruang operasi atau mungkin saja sudah tidak ada dunia ini lagi.

Eonni, sebenarnya aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Aku benar-benar terkejut saat mengetahui bahwa Mark adalah sepupumu, bukankah dunia ini terlalu sempit. Mantan kekasihku ternyata adalah sepupu dari kakakku sendiri dan tunanganku adalah laki-laki yang telah menghamilimu.

Jaemin yang mendengar hal itu mematung, lalu menoleh menatap wanita yang berdiri diam disampingnya "J-jadi dulu" Jaemin benar-benar tak bisa melanjutkan kalimatnya.

Maaf Eonni, maaf karena aku tidak bisa membantumu saat itu. Ibu tidak mengijinkan aku menolongmu karena dia takut aku akan dimarahi Ayah juga. Sebenarnya aku juga marah saat itu. Aku kecewa karena kau merusak kepercayaan Ayah padamu.

Drippin; [드립핀] 》Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang