Part 9 : "Wangi banget,"

724 153 11
                                    

"Endingnya entah bagaimana, saya belum baca lanjutannya lagi,"

"Biasa, suka banget lama update si authornya," lanjut Safira.

Zaidan masih menatap Safira, sedangkan Safira menatap ke depan.

"Aku ada satu cerita. Mau dengar enggak? Ini tentang teman sekelas ku, baik banget orangnya,"

"Aku?" Beo Safia sambil menatap Zaidan.

Kedua alis Zaidan terangkat. "Kenapa? Enggak boleh ya pake itu?"

Safira mengalihkan tatapannya. "Ah, boleh kok. Cuma kaget aja gitu,"

"Dia namanya Aisyah. Baik banget, suka bagi-bagi makanan kalo dia bawa makanan. Makanan buatan dia sendiri, rasanya enak pula," Safira kembali menatap Zaidan.

"Kamu bisa masak?" Tanya Zaidan kepada Safira.

"Bisa. Tapi rasanya enggak seenak yang perempuan luar sana buat. Btw, kenapa sih setiap cowok suka nanya kaya gitu?" Tanya balik Safira.

"Enggak semua. Mungkin karena dia mau dapet istri yang bisa masak. Dapet istri yang bisa masak itu nikmat banget, betah di rumah jadinya kan,"

"Iya sih bener. Tipe istri kamu kaya gimana, Dan? Nanya aja ya penasaran soalnya,"

"Yang pinter di dapur, di ranjang, di-"

"Heh di ranjang maksudnya apaan?" Zaidan sudah bisa menebak pasti Safira akan protes.

"Ekhem-pasti kamu paham maksud saya. Terus sama yang bisa jaga anak juga sih,"

"Astaghfirullah Zaidan pikirannya," tegur Safira.

Zaidan mengubah posisinya menjadi duduk dan menghadap Safira.

"Ra, suka main ml ga?"

"Ml apa?"

"Ml game lah. Otakmu ya mesum banget. Baru pertama kali Nemu cewek otaknya kaya gini,"

"Oh iya pernah sering main, tapi sekarang udah enggak. Lagi fokus belajar, udah kelas 3 SMA sih,"

"Nah bener. Jangan tersesat gara-gara game,"

"Btw suka pake Hero apa?"

Safira berpikir sejenak, "Nana! Enak banget serius pake Nana, enggak mati-mati."

"Enggak mati-mati darimana? Saya pernah pake itu mati terus serius! Jalannya lama, mana suka joget-joget kalo lagi berhenti. Pas banget kalo sebelahan sama keong, tinggal setel DJ pasti mereka joget,"

Mendengar itu, Safira pun tertawa. Yang dikatakan Zaidan itu benar adanya.

Zaidan terkekeh kecil. "Benar kan? Cuma orang-orang aneh aja yang bisa pake Nana, apalagi sampe Mvp,"

"Berarti saya orang aneh gitu?"

"Ya termasuk," jawab Zaidan.

"Kalo kamu, sukanya pake apa?"

"Pakai apa aja sih, asalkan jangan mage."

"Eh iya, Ra. Aku ada cerita horor banget, tapi ini cuma cerita ya...," Dahi Safira berkerut. "Sejak kapan kamu panggil saya pake embel-embel 'Ra' ?"

"Mau dengar enggak?"

"Mau aja...," Jawab Safira.

Kegiatan selanjutnya adalah Zaidan bercerita dan Safira mendengar. Sampai jam menunjukkan pukul 17.00 dan pintu ruangan di buka oleh seseorang.

"Ada apa?" Tanya Zaidan saat melihat Tika berjalan ke arah Safira dengan membawa plastik berwarna putih berisikan sesuatu, putih bukan bening.

"Safira, saya cek kamu bentar ya. Sore ini waktunya kamu mandi," ucap Tika dan Safira mengangguk.

Can we surrender? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang