Part 13 : Izinkan Gue jadi Suster

601 94 4
                                    

"Jangan sedih kaya gitu..., Kan ada Gue," Safira tersentak saat mendengar suara seorang lelaki.

Eh? Itu suara Arka. Tapi, darimana Arka tau kalo dirinya sedang bersedih?

Safira mendongakkan kepalanya ke atas. Di atas, Arka tersenyum ke arahnya.

Mereka berdua, Ratu dan Talita, hanya bisa diam sambil melihat sikap Arka yang berbeda. Bahkan, baru mereka sadari bahwa Arka tampan ketika tersenyum.

"Arka?"

Pandangannya menatap kedua temannya. Arka pun menatap mereka juga.

Lalu lelaki itu duduk di samping Talita dan menyodorkan bubur pesanan Talita. Bubur dalam kotak makan itu pun diterima oleh Talita, tapi tangan Arka masih mengambang ke arahnya.

"Apa?"

"Mana duitnya?" Tagih Arka sambil menggerakkan tangannya seperti penagih hutang.

"Nanti sih, kaya apa aja lagian Gue gak akan bohong juga,"

Arka menghela napasnya kasar lalu menarik tangannya kembali dari hadapan Talita.

Di pangkuan Arka, ada plastik hitam berukuran sedang. Tangannya merogoh mencari sesuatu.

Tangannya menggenggam lollipop berwarna kuning. Terlihat menggiurkan menurut Safira.

Ketiga perempuan ini menatap tangan Arka. Penasaran akan diberikan kepada siapa. Mereka juga percaya bahwa Arka tidak akan memakan itu.

"Mau enggak?" Tawar Arka kepada Safira sambil mendekatkan lollipop itu kepada Safira.

"Buat aku?" Arka pun mengangguk.

"Em, gimana ya..., Maaf banget aku lagi enggak bisa makan yang kaya gitu. Takutnya enggak boleh kan, terus juga aku jarang mandi,"

"Maaf ya," ucap Safira.

Lollipop itu masih ada di tangan Arka.

"Oke, gapapa." Balas Arka. Tangannya mundur, dan tersimpan lollipop di pahanya.

"Bucin Mulu, mending makan." Terdengar suara mulut mengunyah bubur. Tapi itu bukan suara buburnya, melainkan suara gigi Talita yang memang sengaja dibunyikan.

Safira dan Arka menatap Talita yang asik makan. Di samping kiri Talita, ada Ratu yang sedang bermain ponsel semenjak kedatangan Arka.

Mata Safira beralih ke arah Ratu. Gadis itu tampak sibuk sekali. Safira penasaran apa yang ada di dalam ponselnya Ratu. Apakah Ratu tidak rindu dengan kebersamaan ini?

Arka mengambil Chiki yang tadi ia beli di warung. Dan mulai memakannya.

"Ratu, enggak jajan?" Ratu menatap Safira lalu menggelengkan kepalanya pelan dan kembali fokus kepada ponselnya.

Biasanya Arka dan Ratu berdekatan. Lollipop itu tidak di apa-apakan. Kenapa tidak diberikan saja kepada Ratu? Mereka berdua kan berdekatan.

"Arka, lollipop ini untuk Ratu aja gimana?" Usul Safira.

Arka mengangkat kepalanya menatap Sang lawan bicara, dan melirik Ratu sebentar kemudian kembali lagi ke Safira.

"Boleh. Sok ambil aja," jawab Arka acuh lalu kembali memakan cikinya.

Tangan Safira tidak sampai untuk mengambil lollipop itu yang ada di atas paha Arka.

"Arka," panggil Safira dan lelaki itu hanya berdeham.

"Enggak nyampe,"

"Mau?" Bukannya menjawab, Arka malah menawarkan.

Safira langsung menggelengkan kepalanya. Matanya fokus ke lollipop itu. Arka tau, tapi ia pura-pura tidak tahu.

Can we surrender? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang