Lelaki itu.. yang baru saja membawa Allysia ke UKS kini sedang menatap Allysia lekat.
Ia bahkan tidak menyangka bahwa Dewi Fortuna berpihak padanya hari ini, Ia seolah diizinkan untuk berada di dekat wanita yang selama ini sering kali menarik perhatiannya.
Akhir tahun lalu, saat dirinya baru kembali dari pertukaran pelajar di Singapura, Ia menemukan seorang gadis lugu yang sejak saat itu membuat hatinya berdesir setiap berada di dekatnya.
Katakanlah, dirinya memang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Allysia Mattea Salsavia.
Selama ini ia cukup pandai dalam mengendalikan perasaan terhadap Allysia, ia masih tau batasan dan sadar diri bahwa Allysia memang sudah ada yang memiliki, Nathan.
Sejak awal Allysia dan kedua temannya berkenalan, disaat itu juga Ia jatuh cinta kepada Allysia, dan disaat yang bersamaan juga, Nathan memberi tahu secara langsung tepat dihadapannya bahwa status Allysia memang sebagai pacar Nathan.
"Akbar?" panggil Allysia dengan suara yang terdengar melemah, mata gadis itu belum sepenuhnya terbuka, bahkan dirinya belum tau pasti sedang berada dimana, Ia hanya melihat Akbar dan bau obat-obatan di ruangan serba putih.
"Eh, Alhamdulillah lo udah sadar" ujar Akbar.
Ya, cowok itu.. Akbar Rafarell Wijaya. yang selama ini memendam rasa untuk Allysia.
Sebenarnya Akbar bisa memilih siapapun untuk menjadi pacarnya, selain memiliki wajah yang tampan, Ia juga memiliki otak yang luar biasa jenius membuat siapapun wanitanya tak akan berani untuk menolaknya.
Namun entahlah, Akbar belum merasa ada yang klop dan pas dihatinya selain gadis yang sedang terbaring lemah di UKS ini.
"Lo.. ngapain disini, Bar?" tanya Allysia ketika matanya sudah terbuka sepenuhnya.
Akbar terkekeh, "Tadi lo pingsan di lapangan, makannya gue bawa kesini" jelas Akbar.
"P-pingsan?" beo Allysia.
"Masa sih? tapi gue kok nggak ngerasa pingsan ya" sambungnya.
"Emang ngerasanya apaan kalo bukan pingsan?" tanya Akbar mengerutkan keningnya.
"Tidur" jawab Allysia singkat membuat Akbar terbahak mendengar celetukan asal dari gadis cantik dihadapannya itu.
"Waktu gue pingsan banyak yang liat?" tanya Allysia dengan suara yang masih sayu-sayu.
"Nggak ada yang liat lo pingsan"
"Kelas udah ditutup semua tadi, plus gorden sama jendelanya" jelas Akbar.
"Berarti Nathan sama Cila gak tau?" tanya Allysia.
"Nathan" batin Akbar sedikit mencelos.
"Iya belum, mau gue kabarin Nathan sekarang?" tawar Akbar sembari merogoh saku celananya.
"Nggak usah" potong Allysia secara tiba-tiba membuat Akbar menghentikan aktivitasnya.
"Kenapa?" tanya Akbar.
"Gue gamau mereka khawatir"
"Gue baik-baik aja kok." sambung Allysia sembari menghela nafasnya.
"Justru kalo lo tiba-tiba ngilang bikin mereka tambah khawatir, Al" ujar Akbar.
Allysia menggeleng, "Nanti gue kabarin mereka kalo gue ga masuk karena terlambat hari ini"
Akbar menghela nafasnya pasrah, "Yaudah, kalo gitu lo mau pulang sekarang?"
Allysia mengangguk, "Sebelum Nathan sama Cila liat"
"Biar gue anter"
Allysia menggeleng lagi, "Gak usah, gue bisa pesen taksi online"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Teen FictionMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...