28. HILANG

159 35 8
                                    

Halooo, good morning love!

Baca ulang part sebelum sebelumnya yaaaaa <3

Happy reading<33

( ◜‿◝ )♡

Seusai jam sekolah berakhir, Akbar benar-benar langsung kembali ke Rumah Sakit untuk menemani gadis itu.

Namun, sesampainya di Rumah Sakit Akbar dibuat terkejut, panik, bingung, dan gelisah dalam satu waktu. Bagaimana tidak? Allysia tiba-tiba tidak ada di ruangannya!

Bahkan, kasur yang semula ditiduri Allysia sudah kembali rapih seolah sudah Allysia sudah pergi sejak tadi.

"AL? AL LO DI MANA?! AL TOLONG JANGAN SEMBUNYI KAYAK GINI?!" pekik Akbar masih tak percaya dan mencari Allysia dari sudut ke sudut di ruangannya.

Akbar meremas rambutnya kuat-kuat. "Al, lo di mana..," lirih Akbar frustasi.

"Gue nyesel ninggalin lo berangkat sekolah.."

"Al tolong muncul, lo ke mana?" desis Akbar semakin kuat mencengkeram rambutnya.

Cowok itu segera keluar dari ruangan dan berlari menuju ruangan suster yang semula merawat Allysia.

"S.. Sus.. saya mau tanya, pasien atas nama Allysia kenapa nggak ada di ruangannya, ya?" tanya Akbar dengan terburu-buru, tangan Akbar bergetar, takut hal tak diinginkan terjadi.

Akbar benar-benar takut.

"Ohh itu Mas, tadi pagi ada Ibunya dan membawa pulang dia," jelas Suster tersebut.

"Loh? Bukannya belum boleh pulang Sus?"

"Pulang paksa, Mas."

Akbar lagi-lagi dibuat terkejut dengan jawaban Suster itu. Bagaimana bisa pulang paksa sementara kondisi Allysia saja masih terbilang buruk.

"K.. kok bisa pulang paksa, Sus? Kondisi pasien saja belum benar-benar membaik, masih terbilang buruk."

"Kami sudah melarangnya, Mas. Tetapi ibunya memaksa dan bilang akan dibawa ke Rumah Sakit yang lebih bagus," jelasnya kembali mengingat percakapannya dengan Sandra.

Bagaimana bisa? Rumah Sakit ini saja, sudah tergolong Rumah Sakit paling bagus yang berada di Bandung.

"O.. oke Sus, terima kasih banyak atas infonya."

"Sama-sama. Saya duluan," balasnya lalu berpamitan dan dibalas anggukan kecil oleh Akbar.

Tanpa mau berpikir panjang lagi, Akbar segera berlari menuju ruangan kakaknya, ruangan Kak Mega.

"Kak! Kakak!" panggil Akbar kepada Kakaknya ketika setelah sampai di ruangannya, mendapati Kakaknya sedang fokus menatap layar laptopnya.

"Akbar? Kenapa, Bar?" tanya Mega mengalihkan perhatiannya pada Akbar.

"Ak.. akbar mau tanya alamat rumah Allysia," jawab Akbar dengan tempo cepat diiringi nafasnya yang masih terengah-engah belum stabil karena berlari.

"Hah? Coba pelan-pelan." Mega menghampiri Akbar.

"Akbar.. mau minta alamat rumah Allysia." Akbar mengulang perkataannya setelah dirasa sudah bisa mengatur nafasnya menjadi stabil.

"Alamat Allysia? Buat apa?"

"Kata Suster di ruangannya, Allysia dibawa pulang paksa dengan alasan mau dibawa ke Rumah Sakit yang lebih bagus. Aneh banget," jelas Akbar yang tentu saja membuat Mega ikut terkejut.

Mendengar kata Ibunya, mampu membuat firasat Mega menjadi tidak enak seketika. Mengingat betapa bahaya Ibunya kepada Allysia. Ia bahkan benar-benar takut situasi yang tidak diinginkan terjadi, terlebih lagi mengingat kondisi mental Allysia yang belum membaik beberapa bulan belakangan ini.

Tentang AllysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang