Sudah lebih dari satu tahun dua kejadian yang membekas di ingatan Allysia itu.
Lebih dari satu tahun pula ia menjalin hubungan dengan Nathan, hubungan sehat yang hampir tidak pernah dihampiri oleh pertengkaran.
Dan lebih dari satu tahun pula Allysia setiap bulannya harus kontrol ke Kak Mega, agar bisa menjaga dan mengontrol dirinya sendiri.
Tak terasa kini Allysia sudah duduk di bangku kelas XI SMA Semester dua, Allysia hebat sekali, ya? Bisa bertahan di antara banyaknya badai yang menerpa.
Suara Deru motor Nathan yang menghampirinya membuyarkan lamunan Allysia, memang sedari tadi cewek itu menunggu Nathan di depan gerbang rumahnya untuk berangkat sekolah bersama.
"DORR!" pekik Allysia menyambut kedatangan Nathan.
"AAAAA KAGET BANGET!" pekik Nathan berpura-pura berjingkat kaget.
Allysia terkekeh melihat tanggapan Nathan, hampir setiap pagi ritual seperti itu.
Allysia mengagetkan Nathan,
Lalu Nathan berpura-pura terkejut.Aktivitas sederhana namun mampu membangkitkan semangat pagi keduanya, terutama Allysia.
Allysia selalu bahagia ketika melihat Nathan sesekali melakukan hal bodoh hanya untuk membuat dirinya tersenyum.
"Yuk let's go!" semangat Allysia.
"Eeeet tunggu!" cegah Nathan.
Nathan menarik Allysia agar mengikis jarak diantara mereka, sehingga jarak antara wajahnya dan wajah Allysia hanya satu jengkal saja.
Allysia terpaku menatap manik hitam milik Nathan.
Sementara Nathan memasangkan helm dikepala Allysia dengan hati-hati, seolah tak mau menyakiti gadisnya itu.
Melihat Nathan yang fokus mengenakan helm untuknya, sudut bibir Allysia tertarik, Nathan tetap sama, selalu membuatnya Jatuh Cinta setiap harinya.
"Dah! yuk let's goo!" semangat Nathan sembari menepuk pelan helm Allysia.
"Yuk!" Allysia dengan semangat menaiki jok motor Nathan, lalu Nathan menarik tangan gadisnya untuk memeluknya.
"Modus!" cibir Allysia.
"Tapi suka gak?" goda Nathan mulai melajukan motornya dari halaman rumah Allysia.
"Suka," gumam Allysia sembari mengangguk lucu.
Nathan terkekeh melihat tanggapan lucu dari gadisnya, tangan cowok itu terulur untuk mengelus punggung tangan Allysia yang melingkar memeluknya.
***
Bel pulang sekolah SMA Trisakti dibunyikan, kini Allysia sedang berjalan beriringan dengan jemari yang bertaut dengan jemari Nathan menuju parkiran sekolah, tak heran, keduanya memang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama.
Di sela-sela candaan mereka, dari arah gerbang sekolah, ada yang memanggil nama Allysia sembari melambaikan tangannya keatas.
"Salsa!"
Nathan dan Allysia kompak menoleh bersamaan kearah panggilan suara.
Mata Allysia sontak membelalak meliha sosok yang memanggilnya, tanpa pikir panjang, gadis itu segera berlari menghampirinya dan menubruk badan cowok itu lalu memeluknya erat seperti tidak bertemu beberapa abad.
"A Devennn!" pekik Allysia memeluk erat Kakaknya.
Deven membalas pelukan Allysia tak kalah erat. "Aa kangen tau sama Salsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Novela JuvenilMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...