09. PENOLAKAN LAGI

303 60 24
                                    

Penolakan dari Nathan kemarin benar-benar tak menggoyahkan tekad Allysia untuk tetap gencar berada di sisi cowok itu.

Singkatnya, Allysia memang benar-benar menunjukkan bahwa ia tak bisa jauh dari seorang Nathanio Rajendra.

Bahkan pagi ini saja, gadis itu dengan cerianya memasuki gerbang sekolah bersama Claudia, di tangannya membawa bekal untuk Nathan.

Kalau kemarin ia menemui Nathan di gerbang sekolah, kali ini ia akan menemui Nathan di kelasnya.

"Clau, mau temenin ke kelas Nathan kan?" tanya Allysia.

Claudia menoleh, "Ngapain?" tanya Claudia heran.

"Nih, mau nganterin bekal." jawab Allysia mengangkat bekal yang berada di tangannya.

"Jadi, itu buat Nathan?" tanya Claudia.

"Iya lah, buat siapa lagi?"

"Tapi kan lo sama dia udah putus, Al."

"Enggak, belum kok. gue belum setuju." sahut Allysia cepat.

"Nggak usah lah Al, kalo lo ditolak lagi kayak kemarin gimana?"

"Nggak akan Clau! Nathan nggak akan kayak gitu sama gue, dia kan baik banget." elak Allysia. Nathan memang sebaik itu di kedua mata Allysia.

"Yaudah oke gue temenin." final Claudia mengikuti Allysia dari belakang memasuki kelas Nathan.

Semua pasang mata kelas 11 IPS 2 mengarah kepada Allysia yang menghampiri meja Nathan, tentunya disitu ada Rayen, Alvaro dan Nugraha.

Nathan dan Allysia benar-benar sedang menjadi pusat perhatian di kelas Nathan, sementara Claudia hanya menggigit bibir bawahnya, ia memilih untuk berdiri di pintu kelas Nathan. sejujurnya Claudia takut kejadian kemarin terulang lagi.

"Pagi Nathan!" sapa Allysia ceria.

Rayen, Alvaro, dan Nugraha saling bertukar pandang satu sama lain. Mereka jadi bingung sendiri, apakah Nathan dan Allysia sudah balikan? pikir mereka.

"Ngapain lo kesini?" tanya Nathan menatap Allysia tajam.

"Ini, gue bawain lo bekal!" sahut Allysia menyodorkan bekal dari tangannya membuat Nathan berdecih lagi.

"Kemarin kan gue bawain nasi goreng lo nggak mau, kali aja sekarang gue bawain salad lo mau." celoteh Allysia dengan semangat membuka kotak makan di tangannya.

"Ini buatan gue loh!" sambungnya semangat.

Allysia mengambil satu sendok salad buah itu, lalu menyodorkannya ke depan mulut Nathan.

Brak.

"Gue nggak mau!" pekik Nathan keras menepis kotak makan dan sendok yang disodorkan Allysia, salad buah itu tumpah berceceran di lantai kelas.

Allysia sontak membelalakkan matanya terkejut melihat Nathan begitu kuat menepis salad buah buatannya sampai semuanya tumpah di lantai.

Semua pasang mata semakin dibuat terkejut oleh respon Nathan terhadap Allysia, ini fenomena paling mustahil yang pernah mereka lihat, mengingat betapa bucinnya Nathan dulu kepada Allysia.

"Nath!" bentak Rayen sambil geleng-geleng kepala.

"kurang ajar lo." sinis Nugraha menatap Nathan tajam.

Allysia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, Air matanya sudah meluruh, ia menatap salad buah yang ia buat sejak pagi berantakan begitu saja, padahal ia sudah rela bangun pagi untuk membuat salad buah itu, sampai harus melihat tutorialnya di YouTube, tapi inikah yang ia dapatkan?

Tentang AllysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang