Bel istirahat baru saja berbunyi lima menit yang lalu. Allysia berjalan di koridor sekolah tanpa ada semangat sama sekali, tubuhnya seolah tak ada energi untuk menjalani aktivitas hari ini. Ia hanya berjalan seorang diri, Cila sedang sibuk dengan aktivitas Osis nya, sementara Claudia entah kemana, mungkin anak itu sedang menganggu Nugraha.
"Ray, Var!" panggil Allysia kepada Rayen dan Alvaro yang sedang berjalan beriringan sekaligus berpapasan dengan Allysia.
Rayen dan Alvaro menghentikan langkahnya, "Nathan di Rooftop tuh." kata Alvaro.
"Peka bener, makasih ya." jawab Allysia.
"Lemes bener hari ini lo berdua, kenapa sih?" tanya Rayen.
Allysia mendadak melongo tak mengerti ucapan Rayen, sebenarnya Rayen sedang berbicara pada siapa? "Hah? lo ngomong sama siapa Ray?" bingung Allysia.
"Ya sama lo, lah."
"Terus maksudnya apaan? lemes bener hari ini lo berdua, satu laginya siapa?" tanya Allysia semakin heran.
Jangan sekali-kali menggunakan bahasa simpel dengan Allysia, gadis itu tak akan memahami. Ingat, kadar lemot Allysia hampir memenuhi seluruh otaknya.
Rayen dan Alvaro menepuk dahinya kompak, "Gini Al, lo sama Nathan keliatan lemes banget hari ini, ada apa? kalian lagi marahan?" jelas Rayen pelan-pelan.
"Susah bener ngomong sama cewek lemot ya Tuhan." gumam Alvaro pelan sekaligus berbisik di telinga Rayen.
"Ohh gitu, enggak sih, gue nggak lagi berantem sama Nathan." ujar Allysia seadanya.
"Yaudeh yaudeh iya, buru samperin Nathan nya sono." perintah Alvaro.
"Bye." Allysia melangkahkan kakinya meninggalkan mereka berdua.
"Keren loh si Nathan bisa tahan sama cewek yang lemotnya naudzubillah." celoteh Alvaro asal.
Rayen terkekeh sebentar, "Ga boleh gitu!"
***
"Nath!" panggil Allysia girang ketika matanya mendapati Nathan yang sedang duduk di kursi Rooftop sembari memandang ke arah depan dengan tatapan kosong.
Nathan tak menoleh sama sekali, namun ia dapat mendengar dengan jelas bahwa itu Allysia, tangannya mengepal kuat, sejujurnya ia belum siap untuk bertemu kekasihnya saat ini juga.
"Kamu kemana aja? dari kemarin gak ngabarin aku ih." celoteh Allysia, ia melangkah menghampiri Nathan lalu duduk di kursi samping cowok itu.
Nathan melirik Allysia yang berada di sampingnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membuat Allysia jadi bingung sendiri, Nathan tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Kenapa, Nath?" tanya Allysia mulai serius.
"Kok gak di jawab pertanyaan aku? kamu kemana aja? kenapa dari kemarin gak angkat telpon dan gak bales chat aku?" tanya Allysia beruntun.
"Emang perlu gue jawab?" tanya Nathan menohok.
Allysia sontak terkejut dengan jawaban Nathan, ini sangat tiba-tiba. Nathan benar-benar tidak pernah seperti ini sebelumnya, selama mereka berpacaran bahkan mereka belum pernah menggunakan kata lo-gue.
"Nath, kamu kenapa sih? gak biasanya kamu kayak gini." ucap Allysia pelan.
Cowok itu tak menggubris pertanyaan Allysia, ia hanya berdecak malas menanggapi Allysia.
"Sayang jawab aku!" bentak Allysia sedikit keras karena sikap Nathan menimbulkan banyak pertanyaan di benaknya.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Teen FictionMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...