Nathan dan Allysia kini sedang berada di dalam mobil sport milik Nathan. Tujuan mereka hari ini adalah Bogor, ke Rumah Setyo- Ayah Allysia.
Entah apa yang sebenarnya terjadi. Setyo menyuruhnya untuk datang ke rumah hari ini, padahal ini sudah sore. Allysia bahkan baru saja pulang dari sekolahnya, namun katanya ia harus kesana sekarang juga, ada hal penting.
Tadinya Allysia ingin datang mengendarai mobil sendiri, tetapi Nathan memaksa untuk mengantarnya.
"Nath," panggil Allysia pelan, memecah keheningan di dalam mobil.
Nathan menoleh sejenak. "Hm? Kenapa Al?"
"K-kamu nggak mau bilang apa gitu ke aku?" tanya Allysia sekaligus memberi kode kepada Nathan. Ia menunggu Nathan menjelaskan perihal ia menggendong Shela.
"Bilang apa?" tanya Nathan heran.
Allysia menjadi kikuk sendiri melihat Nathan yang malah bingung, seolah tak terjadi apa-apa. "Ah nggak, gapapa."
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, bagaimana bisa Nathan seolah bersikap biasa saja setelah kemarin menggendong Shela seperti sepasang kekasih? Bahkan mereka terlihat sangat dekat di UKS kemarin.
Tangan Allysia beralih memutar music di mobil Nathan, ia berusaha mengalihkan fokusnya, Ia tak ingin berfikir negatif tentang Nathan. Allysia mempercayai Nathan sepenuhnya.
Allysia memutar volume menjadi lebih keras, ia memutar lagu Reckless - Madison Beer Di mobil Nathan, ia merasa lagi itu sedang sesuai dengan kondisi moodnya saat ini.
Mulut Allysia ikut bernyanyi mengikuti irama lagu yang merasa sangat cocok dengan moodnya.
"I still have the letter you wrote,
When you told me that I was the only girl
You'd ever want in your life,""I guess my friends were right,"
"Each day goes by and each night, I cry
Somebody saw you with her last night
You gave me your word, Don't worry 'bout her"Perlahan nada lagu mulai menaik, disitu juga Allysia mulai meninggikan suaranya, Gadis itu benar-benar sangat menjiwai lagu yang sedang dinyanyikannya dengan kencang kali ini.
"You might love her now, but you loved me first
Said you'd never hurt me, but here we are
Oh, you swore on every star
How could you be so reckless with my heart?"Nathan terkekeh gemas melihat Allysia seolah sedang bernyanyi sungguhan, seolah ia yang sedang menguasai panggung, tingkah laku random gadis itu selalu saja membuat Nathan gemas.
***
Nathan dan Allysia mengerutkan dahi mereka kompak melihat empat koper yang sudah bertengger di depan pintu rumah milik Ayahnya.
"Asslamualaikum! Ayahh!" panggil Allysia dari luar, masih menatap koper itu.
Tak lama, Setyo keluar dari rumahnya, bersamaan dengan Deven dan Zayn dibelakangnya. Allysia semakin dibuat bertanya-nya karena mereka terlihat sangat rapih, juga menggendong tas masing-masing.
"Waalaikumsalam, sayang," balas Setyo memeluk Allysia hangat.
"Shalom, om," sapa Nathan menempelkan kedua telapak tangannya dan sedikit membungkuk, menghormati Setyo.
Setyo tersenyum, mengangguk lalu menepuk bahu Nathan sebagai jawaban saling menghargai.
"Ini mau pada kemana?" tanya Allysia heran, menatap Setyo, Deven, dan Zayn satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
JugendliteraturMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...