BACA ULANG PART SEBELUMNYA YAA! ENJOY!
***
Akbar yang sedang panik bukan main itu kini di buat bingung karena air yang keluar dari bilik kamar mandi. Ia semakin yakin kalau Allysia ada di dalamnya.
"Al!"
"Allysia lo di dalem?" panggil Akbar lagi.
"Allysia lo bisa dengar gue?!" teriak Akbar berusaha membuka pintu yang nyatanya sudah dikunci oleh Shela.
"Al, pintunya harus gue dobrak, semoga lo nggak apa-apa."
Setelah percobaan ketiga ia mendobrak pintu, akhirnya pintu bilik kamar mandi terbuka.
Akbar semakin dibuat panik melihat Allysia dengan mata terpejam, baju basah kuyup, shower yang masih menyala mengguyur tubuhnya, dan juga yang semakin miris, wajah gadis itu sudah pucat, bibirnya membiru. Serta.. ada darah yang mengalir dari hidungnya, Akbar dapat menebak pasti gadis ini sangat kedinginan.
"Allysia! Ya ampun Allysia lo kenapaa?"
Akbar segera mematikan shower lalu segera menghampiri Allysia yang sudah tidak sadarkan diri. Menopang tubuh gadis itu untuk bersandar di lengannya.
"A-Akbar.." lirih Allysia pelan dengan sisa tenaga yang ia miliki.
"Akbar, makasih lo udah dateng.."
Bahkan, Akbar kini tak kuasa melihat kondisi berantakan Allysia, hatinya sangat teriris ngilu. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Sungguh, sesakit ini melihat Allysia hancur.
"G..gue telfon Cila dulu." Akbar segera merogoh ponselnya di saku celana.
"J..jangan kasih tau gue kayak gini.. Bar..," bisik Allysia masih memaksakan untuk membuka matanya.
"Nggak bisa, Al. Mereka harus tau."
"G..gue mohon.." lirih Allysia berusaha menyeka darah yang keluar dari hidungnya.
"Bilang ke mereka gue lagi pulang ke Bogor sebentar."
"Al.. sampai kapan kayak gini?" Akbar tak jauh seperti seseorang yang memohon pada Allysia.
"Bar.. tolongin gue lagi untuk kali ini.."
Cowok itu menghela nafas kasar, mau tak mau ia harus menuruti permintaan Allysia. Seolah moment yang bertepatan, ponsel Akbar bordering, Cila meneleponnya, Akbar segera mengangkatnya.
"Halo Bar. Udah ketemu belum?"
"Halo. Barusan gue tanya ke guru piket, ternyata tadi pagi bokap Allysia ke sini, minta izin Allysia nggak sekolah untuk beberapa hari. Sekarang dia lagi di Bogor," dusta Akbar kepada Cila di seberang sana.
Terdengar helaan nafas lega dari seberang sana. "Hfft ya udah, berarti Allysia nya beneran nggak kenapa-napa kan?"
"Iya. Lo tenang aja, Allysia nggak kenapa-napa kok."
"Oke. Makasih banyak ya udah bantu cari."
"Sama-sama."
Sambungan terputus.
"Kita ke rumah sakit sekarang." Akbar bersiap untuk mengangkat tubuh Allysia.
"Lima menit lagi, ya? Sampai Cila dan Claudia benar-benar pulang," pinta Allysia memohon.
"Al ya ampun, kondisi lo udah kayak gini, darah mimisan lo makin banyak, Al.."
"Gue nggak apa-apa, kok."
"Nggak apa-apa dari mananya sih Al.."
"Lima menit lagi ya, Bar.. gue mohon.."
Akbar menghela nafas, lagi-lagi terpaksa harus mengiyakan permintaan Allysia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Teen FictionMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...