Kebiasaan berkumpul di rumah Cila ketika weekend tiba masih menjadi rutinitas Allysia, Claudia, dan Cila. Ketiganya sudah melakukan berbagai kegiatan seperti nonton Netflix, maskeran, pesta eskrim bersama duta eskrim alias Cila.
Dan kini pada sore hari mereka sudah berada di kedai seblak yang berada di Jalan Braga. Mereka memang pecandu seblak, terlebih lagi seblak yang berada di Jalan Braga.
"Seblak Braga emang nggak pernah ngecewain! Mmm! Enak bangeeeettt!" heboh Allysia menyeruput kuah seblak yang menggiurkan.
"Yummy banget! Ke mana aja ya gue baru tau ada seblak se enak ini?!" celoteh Claudia.
"Telat sih lo! Gue, Allysia, sama Veera udah langganan seblak ini dari kelas sepuluh! Sebelum Veera pindah ke Jerman," sahut Cila asyik memakan seblaknya.
"Lo nggak ngasih tau gue dari awal, anjir! Gue kalo sama lo di jajal eskrim mulu!" semprot Claudia membuat Cila terkekeh tanpa merasa berosa.
"Hehe. Ya maap, gue kan sukanya eskrim, jadi nyetoknya ya eskrim!"
"Pilih eskrim atau Seblak Braga?!" todong Allysia memberi pilihan yang sulit.
"Waduh! Pilihan yang sulit! Kata gue Cila pasti gak bisa jawab!" tebak Claudia dengan yakin.
"BISA DONG! Jelas gue pilih eskrim! Eskrim lebih berharga dari apapun asal kalian tau, ya!" cetus Cila membuat Allysia dan Claudia menganga.
"Oke, kalo gitu, lebih pilih gue apa eskrim?" Allysia memberi opsi lagi.
"Eskrim, lah!"
"RAYEN ATAU ESKRIM?!" Claudia memberi opsi lagi. Berharap Cila tak bisa berkutik lagi.
"Eskrim lah, gila! Terlalu gampang itu opsinya!"
Allysia baru saja hendak membuka mulutnya namun lebih dulu ditahan oleh Claudia. "Udah susah ngomong sama duta eskrim! Apapun opsinya, jawabannya tetep eskrim. Jadi mending lo diem aja kata gua."
Allysia terbahak puas melihat mimik wajah Claudia yang kian pasrah menghadapi duta eskrim 2021.
"Iish apa sih Clauuu?! Lagian aneh banget, kok ada ya orang yang biasa aja sama eskrim?!" celoteh Cila, tangan gadis itu bergerak mengaduk seblak.
"SUMPAH GA ADA PEMBAHASAN LAIN APA SELAIN ESKRIM?!" semprot Allysia mampu membuat Cila dan Claudia terbahak secara bersamaan.
"Oke oke kita ganti topik, sebenernya gue mau tanya, sih. Lo sama Nathan gimana? Udah baikan?" tanya Cila mulai memberi pertanyaan yang lumayan serius.
Allysia seketika membeku di tempatnya. Ia sendiri bahkan bingung harus menjawab apa. Kemarin mereka memang sudah berbaikan, tapi.. setelah kedatangan kedua orang tua Nathan yang tiba-tiba dan membuat keadaan menjadi tidak kondusif. Terlebih lagi, Nathan belum memberi kabar kepada Allysia sejak sore itu.
"G..gue, udah kok! Kemarin gue ke rumah Nathan, jadinya baikan deh!" balas Allysia dengan senyum cerianya.
"Waitt.. lo yang ke rumah Nathan? Jangan bilang lo yang minta maaf, Al?!" cerca Claudia.
Allysia mengangguk.
"WHAAT?!" pekik Claudia heboh.
"Al! kenapa lo yang minta maaf, sih? Lo nggak salah sama sekali, Al!" tegur Cila.
"Harusnya dia yang minta maaf karena nempel terus sama Shela di belakang lo!" sambung Claudia.
"Sumpah, ya! Gue liat-liat si Nathan makin ga bener aja tu cowok!" cibir Claudia.
"Ya abis gimana? Kita sama-sama keras. Kalo gue nggak ngalah, nanti hubungan kita yang selesai," lirih Allysia pelan.
"Lo nggak keras, Al! hanya Nathan yang keras di sini! Lo kayak berjuang sendirian buat hubungan kalian!" ungkap Cila lagi. Demi apapun, Cila tidak rela Allysia di perlakukan seperti ini oleh Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Roman pour AdolescentsMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...