Haloo! Good morning love!<3
Maaf ya aku jadi males update gini haushwusj:((
Disarankan untuk baca part sebelumnya yaaaaa..
Happy readingg!!
( ◜‿◝ )♡
Seperti apa yang diucapkan oleh Akbar kemarin hari, hari ini ia benar saja untuk mendatangi rumah Allysia sepulang sekolah.
Keberuntungan seolah sedang berpihak dibahu Akbar tanpa ia sadari, hari ini, Sandra sedang tidak ada di rumahnya.
"Assalamualaikum Bi? Allysia aya?" tanya Akbar dengan logat sunda kepada Bi Sukma yang baru saja membukakan pintu Rumah Allysia.
"Waalaikumsalam, Aya.. tapi saha ieu?" tanya Bi Sukma kebingungan.
"Abdi Akbar Bi, rencangna Allysia," jawab Akbar sedikit membungkukkan badan.
"Ealaah, tetela babaturan Allysia, antosan sakedap nya? Abdi sauran Allysia heula." Bi Sukma terkekeh.
Akbar ikut tersenyum lalu mengangguk. "He eh Bi, hatur nuhun, nya."
"Sami-sami atuh, kasep!" balas Bi Sukma sumringah, terlihat senang mendapati teman Allysia yang mengajaknya berbicara bahasa sunda.
"Mangga lebeut heula." Bi Sukma mengajak Akbar untuk masuk dan menunggu di Ruang Tamu.
"Abdi ngantosan di dieu Bi, hatur nuhun pisan." Akbar memilih untuk menunggu di luar, takut terkesan lancang karena ini pertama kali ia ke rumah Allysia.
"Nya atos ai kitu mah, sakedap, nya?"
Akbar mengangguk pelan dan terus menyunggingkan senyumnya sampai Bi Sukma kembali memasuki Rumah dan memanggil Allysia.
Tak butuh waktu lama, Akbar baru saja menduduki kursi yang disediakan di teras Rumah Allysia, lalu Allysia keluar dengan celana pendek selutut dan kaus hitam panjang yang dikenakannya serta rambut asal cepol membuat kesan sederhana dari gadis itu semakin terlihat jelas.
"Akbar? Lo ngapainn?" tanya Allysia.
Akbar langsung berdiri dari tempat duduknya, menghadap ke Allysia. "Al lo nggak kenapa-napa, kan? Lo udah baik-baik aja?" cerca Akbar bertubi sembari mengecek tubuh Allysia dari ujung kepala sampai kaki.
"Eh eh eh? Gue nggak apa-apa, kok. Gue udah sembuh!" balas Allysia semangat.
Beruntung kemarin ia masih bisa mengontrol emosinya perlahan, gadis itu mulai membersihkan diri kemarin sore dan memakan makanan yang disediakan oleh Bi Sukma di depan pintu kamarnya, seusainya, ia mulai memejamkan mata, mengistirahatkan dirinya.
Sehingga ketika pagi harinya, Allysia sudah kembali fit.
Allysia hebat sekali, bukan?
"Lo seriuuss? Kemarin kenapa pulang paksa? Kata perawat lo mau pindah ke Rumah sakit yang lebih bagus, kok sekarang di Rumah??" Akbar menyerang pertanyaan bertubi lagi.
"Serius Akbaar, kemarin Bunda gue emang mau bawa gue ke Rumah Sakit lain, tapi gue gak mau, gue mau pulang ke Rumah," alibi Allysia.
Akbar menatap penuh selidik. "Seriuuss? Terus ini kenapa?" Akbar menyentuh leher Allysia yang memerah.
Sial, Akbar terlalu teliti.
"A.. ah.. i.. ini.. leher gue kemarin gatel, makannya gue garukin, jadi merah deh." Allysia berbohong lagi.
"Beneran? Nggak bohong?" tanya Akbar memastikan, sebab Allysia menjawabnya dengan terbata.
"Beneraaan Akbarr. Emang keliatan merah banget, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Teen FictionMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...