12. KECEWA

334 75 19
                                    

"Lo balikan sama Nathan?" cerca Cila dan Claudia kompak. Mereka duduk di samping kanan dan kiri Allysia.

Beruntung keadaan kelas masih terbilang sepi, jadi tak perlu ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.

Allysia mengangguk polos menatap Cila dan Claudia bergantian.

"Al?" beo Cila.

"Al lo yang bener aja!"

"Lo gak inget apa yang udah dia lakuin ke lo kemaren?!" murka Claudia.

"Inget lah."

"Terus? Apa maksudnya ini?!"

"Gue udah bilang kalo lo gabakal jatuh ke tangan Nathan lagi, eh taunya jatuh dengan semudah itu, gagal banget ya gue," gumam Cila pelan. Ia membuang pandangannya ke arah lain.

"Cil jangan mikir kayak gitu," sela Claudia.

"Gue tau dia masih sayang sama gue."

"Kalo sama-sama masih sayang, kenapa juga nggak balikan?" Allysia tanya balik.

"Tapi dia nggak baik buat lo Al," ujar Cila.

"Kata siapa?"

"Kata siapa dia nggak baik buat gue?" tukas Allysia.

"Lo masih nanya kata siapa setelah ngeliat kelakuan bangsat Nathan?!" bentak Claudia.

"Nathan nggak seburuk yang kalian pikir."

"Nathan juga nggak sebaik yang lo pikir Al!" bantah Claudia.

"Tapi dia sayang banget sama gue!"

"Sayang apa?!"

"Sayang di sebelah mana?!"

"Mana ada orang sayang tapi bentak-bentak kayak gitu!" cerca Claudia bertubi-tubi.

"Lo nggak tau apa-apa Clau!" bentak Allysia.

"Iya! Gue emang nggak tau apa-apa. Yang gue tau, gue sama Cila udah bela lo mati-matian, tapi kenapa lo dengan mudahnya kayak gini?!"

"Gue cuman nggak mau sahabat gue jatuh ke orang yang salah Al!" sambung Claudia masih dengan emosi memuncak.

"Nathan bukan orang yang salah!"

"Gue mau lo bahagia Al, nggak harus sama laki-laki," nada suara Claudia mulai melemah dan terdengar tulus.

"Tapi kalo pusat kebahagiaan gue di Nathan, lo bisa apa?!" pekik Allysia.

"Al, Clau udah, gue minta maaf," potong Cila sebelum Claudia membuka mulutnya.

"Sekali lagi gue minta maaf, belum cukup untuk bisa bikin lo bahagia, Al." ujar Cila tulus, mengelus punggung Allysia.

"Nggak apa-apa kok kalau lo mau balikan sama Nathan, dia kan kebahagiaan lo." sambung Cila dengan mata yang berkaca-kaca. Perih sekali rasanya menjadi tidak berguna untuk sahabat sendiri.

"Cil!" potong Claudia mengerutkan keningnya, dibalas anggukan. Pertanda bahwa ia percaya dengan Allysia.

"Bahagia selalu, Al."

"Kalo Nathan nyakitin lo lagi, jangan lupa buat balik ke kita, ya?" ujar Cila tulus. Kita yang dimaksud adalah dirinya dan Claudia.

"Lo harus tau, gue sama Claudia cuma mau yang terbaik buat lo. Tapi gue rasa lo udah tau apa yang terbaik buat lo."

"Maafin gue sama Claudia yang ngotot buat jauhin lo sama Nathan setiap harinya."

"Maaf banget ya, Al. Belum cukup untuk bisa bahagiain lo."

Tentang AllysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang