Hari sudah mulai petang, Nathan baru saja menyelesaikan latihan Futsalnya dengan Rayen, Nugraha, dan Alvaro. Hampir seharian ini mood nya kurang bagus, bahkan Alvaro dan Rayen saja seketika bingung sendiri melihat Nathan yang lebih banyak diam hari ini, padahal biasanya mulut laki-laki itu paling ramai diantara mereka.
Entah mengapa, ia menancap gas motornya ke arah rumah Allysia, mungkin lelaki itu memang sedang merindukan sosok pacarnya. Ketika harinya dan moodnya sedang buruk, cukup melihat senyum menghangatkan milik Allysia saja sudah sangat cukup bagi Nathan.
Allysia memang sangat andil besar dalam kehidupan dan semangat hari-hari Nathan.
Setelah perjalanan kurang lebih dua puluh menit, kini Nathan sudah menepikan motornya tepat di depan gerbang rumah mewah milik Allysia. Ia langsung disambut oleh Supir Pribadi Allysia— Mang Asep.
Mang Asep segera mempersilahkan Nathan untuk memasuki gerbang rumah Allysia lalu memencet bel yang tersedia di pintu rumah gadis itu.
Tak butuh waktu lama, pintu terbuka lebar menampilkan Bi Sukma dengan senyum yang ceria melihat kehadiran Nathan, "Eh ada Nathan, mau nyari Allysia ya?" tanya Bi Sukma antusias.
"Iya bi, Ally nya ada?" tanya Nathan sembari tersenyum kecil.
"Ada kok, tunggu atuh yah." ujar Bi Sukma.
"Siapa Bi?" sahut seseorang dari dalam dengan suara tegasnya lalu menghampiri Bi Sukma dan Nathan.
"I-ini ada Nathan mau nyari Allysia." gugup Bi Sukma dengan suara yang terbata-bata.
"Oh, bocah itu." sahutnya dengan nada yang sedikit meremehkan.
Sandra Agatha.
Ya, orang itu Sandra Agatha.
"Nggak usah dipanggil Allysia, biar saya yang bicara sama bocah itu." putus Sandra, matanya melirik Nathan sinis.
"Sini kamu." sinis Sandra sembari menarik lengan Nathan, bukan menarik lebih tepatnya, tetapi mencubit dengan keras.
Nathan menahan erangannya karena Sandra menyeret sekaligus mencubit lengannya dengan keras secara tak langsung.
Sandra mulai melepaskan tangannya dari tangan Nathan ketika mereka sudah berada di luar gerbang rumah Allysia.
"Ngapain kamu masih kesini?!" pekik Sandra keras.
"Saya cuma mau ketemu Ally tan, salah emang?" tanya Nathan tak merasa takut sama sekali.
"Salah!"
"Saya udah berkali-kali bilang sama kamu, jangan pernah memaksa untuk menjadi pacar Ally!" pekik Sandra lagi.
"Sudah berkali-kali saya bilang putuskan Ally!"
"Saya gamau!" bantah Nathan keras.
"Saya juga gamau dia pacaran sama kamu! bocah tengil!" sentak Sandra tepat di wajah Nathan.
"Tante jangan ngelarang-larang saya, lagian memangnya saya merugikan tante kalo saya pacaran sama Ally? enggak kan!" bentak Nathan.
"Tapi saya punya hak untuk melarang Allysia berpacaran! kamu baru pacar aja udah belagu!" sentak Sandra dengan amarah yang mulai membuncah.
"Saya tanya, memangnya saya merugikan tante?!" tanya Nathan dengan semburat urat di samping mata yang mulai terlihat. Wajah cowok itu mulai memerah karena emosi.
"RUGI! JELAS SAYA RUGI!" potong Sandra cepat membuat Nathan membelalak heran.
"Rugi, karena dengan kamu, Allysia menjadi bahagia." sambung Sandra dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Allysia
Teen FictionMalam itu... yang seharusnya menjadi akhir dari hidup Allysia, justru malah membuat Allysia membuka lembaran baru. Semua karena lelaki yang saat ini menjadi pacarnya, Nathanio Rajendra.. dia adalah alasan mengapa Allysia mengurungkan diri untuk meng...