23. Koko favorit.

1.8K 372 55
                                        

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###


BIRU.

Sabtu adalah hari bermalas-malasan.

Harusnya sih gitu.

Tapi kemarin Mario ngasih tahu kalau hari ini Aperture bakal kumpul terakhir sebelum kegiatan pameran yang termasuk dalam perayaan ulang tahun kampus diadakan.

Kira-kira tinggal seminggu lagi sampai ke acara tiba, jadi mungkin Mario mau make sure semuanya udah sesuai.

Biar nanti pas pameran tinggal pamer.

Dengan super malas gue keluar dari kamar menuju dapur dan mengecek isi kulkas.

Masih ada telur dan kornet.

Gue menoleh ke kitchen island dan roti pun masih ada.

Oke!

Dengan segera gue mencampurkan kornet dan telur yang udah dikocok sebelum dituangkan ke atas teflon panas.

Waktu telur udah mulai matang, gue langsung menyimpan roti di atasnya supaya nempel.

Lipet, lipet, lipet, sampai ukuran telur sama kayak roti kemudian angkat.

Sebelum ditutup satu lembar roti lain, gue mengoleskan saos pedas juga mustard di atas telur kornet gue.

Sempurna!

Gue kasih tips sebagai orang yang suka malas-malasan di apartemen, bikin sarapan juga bisa meningkatkan semangat.

Buktinya sekarang gue yang tadi jalan dari kamar ke dapur dengan malas sekarang bisa sarapan sambil tersenyum.

Bahkan setelah selesai sarapan dan mencuci semua bekas masak dan makan tadi, gue langsung bergegas mandi dan berangkat ke kampus!

Seperti biasa, gue nyampe di sekre Aperture cukup awal.

Baru ada Mario, Wisnu, dan beberapa adik tingkat yang bantuin kepanitiaan tahun ini.

"Biru! Gue mau beli kopi, lo mau gak?"

"Boleh. Titip Cadbury Blackforest satu ya."

"Ini duitnya," ucap gue sambil merogoh dompet di dalam tas.

"Eh sama croissant satu."

Wisnu mengangguk kecil mendengar jawaban gue.

Setelah dia pergi, gue mendekati Mario yang dari tadi sibuk berkutat dengan handphonenya.

"Mar, sibuk banget."

"Biasa, lah. Pihak kampus rebek banget, bawel!"

"Terus ini balesin anak-anak yang izin telat," lanjut Mario menjelaskan.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang