26. Hidup Sekarang.

1.4K 349 71
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

"Ce, gue mau ke Jakarta besok," lapor Damar setelah mendaratkan pantatnya di atas sofa.

Senja yang daritadi fokus menonton TV sambil mengelus lembut bulu Lele langsung menoleh. "Ada apa?"

"Diajakin Omnya Sella yang produser lagu itu, katanya kali aja gue mau."

"Untung aja jadi penyanyi gak perlu sarjana dulu ya, Ce?" Lanjut Damar bercanda.

Senja terkekeh sebelum menonjok pelan lengan Damar. "Lo tuh lebih dari secarik kertas ijazah S1, tahu!"

Damar langsung menyengir menampakkan gusinya. "Gue tahu kok!"

"Jadi boleh gak?"

"Boleh lah?!" Jawab Senja heran.

Kenapa Damar harus tanya restunya cuma buat pergi ke Jakarta sih?

"Lo di rumah sendiri emang gak apa-apa? Ke rumah Kak Clareen aja gimana?"

"Tenang aja! Gue sendirian semalem gak masalah kok. Lagian Clareen lagi ke Bali sama keluarganya."

"Ke rumah Kak Calvin?"

"Calvin lagi dinas ke luar kota dari kantornya. Ada orangtuanya sih, tapi males ah."

"Ke apartemen Kak Biru?"

Senja mendelik mendengar ucapan Damar. "Biru lagi gak ada"

"Oh," gumam laki-laki itu pelan.

"Tapi beneran gak apa-apa lo sendirian di rumah?"

Senja mengangguk yakin. "Gak apa-apa! Gue bukan akan kecil, ih. Gue udah 25 tahun!"

Damar mengangguk kecil dan menepuk pelan pundak Senja. "Gue tidur ya, Ce. Udah jam sebelas tuh!"

###

Dua puluh lima tahun dan sendirian.

Senja membalikkan badannya menyamping ke kanan sambil mencoba memejamkan mata.

Baru jam setengah lima pagi tapi dari dua jam yang lalu perempuan ini udah bangun dan gak bisa tidur lagi.

Dengan helaan napas pelan Senja akhirnya bangun dan langsung mengikat rambut hitamnya.

Damar katanya mau berangkat ke Jakarta jam enam pagi, makanya Senja bisa dengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Karena terbiasa, Senja langsung menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuknya dan Damar.

Gak ribet.

Sisa nasi tadi malam Senja olah jadi nasi goreng dengan taburan sosis dan bakso di atasnya.

Setelahnya Senja langsung mengetuk pelan pintu kamar Damar. "Ko, cucian?"

"Bentar!" Teriak Damar.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang