24. Pameran.

1.3K 336 47
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

SENJA.

Akhirnya hari ini datang juga!

Setelah hampir setahunan ini sibuk mempersiapkan pameran yang sempat diundur, pagi-pagi banget gue dan semua teman-teman di Aperture udah siap sedia di gedung yang dijadikan lokasi pameran foto kita.

Kali ini, konsep pameran dibuat seolah-olah pengunjung diajak melewati fase kehidupannya sendiri.

Sistemnya one-way, kayak kehidupan, kalau udah dilewati ya gak bisa balik lagi.

Jadi, pengunjung diwanti-wanti untuk gak meninggalkan satu spot sebelum dia puas melihat-lihat.

"Hey," suara pelan dengan tepukan sama pelan di pundak mengalihkan atensi gue.

Biru.

Gue tersenyum lebar dan menatap partner gue selama setahunan ini. "Hey juga."

"Udah lihat hasil foto kita?" tanya Biru sambil memandang karya anak lain di depan kita.

Gue menggeleng. Soalnya yang kebagian tugas menata pameran ini ada lagi, jadi yang udah kebagian tugas untuk hunting foto gak perlu repot yang lain.

"Mau lihat bareng gue gak? Waktu itu Mario bilang punya kita bagus."

"Oh iya? Yaudah yuk! Mumpung belum dimulai."

Biru mengangguk kecil dan menarik pergelangan tangan gue sampai berhenti di depan foto-foto yang lahir dari kamera kita berdua.

"Eh? Yang ini jadi bagus banget ya," komentar gue sambil menunjuk salah satu foto.

Itu foto iseng sebenernya, waktu kita lagi di Waduk, gue dan Biru melambaikan tangan ke udara dengan pemandangan air di belakangnya.

Berbekal pencahayaan alami dan angle yang pas, foto ini justru jadi kelihatan bagus banget!

"Biru, perasaan kita gak nge-submit foto ini deh?" tanya gue memastikan.

Biru mengangguk pelan dengan tangan dilipat di depan dada. "Iya, kita gak submit. Cuma Mario kemarin lihat-lihat file foto kita, dan minta foto ini."

"Oh, gitu," gumam gue pelan. "Kenapa gak cerita?" tanya gue sambil meninju pelan lengan Biru.

Biru terkekeh sambil mengelus lengannya. "Lupa banget, sorry."

"Tapi gak apa-apa sih, gue jadi ngerasa dapet surprise!"

"Yang ini juga bagus," gumam Biru setelah tersenyum lebar menanggapi ucapan gue.

Suara tawa langsung keluar tanpa bisa gue tahan. Foto yang Biru tunjuk itu foto yang melewati perdebatan panjang sebelum kita berdua submit buat dipajang.

Foto kaki gue yang nempel ke kaca mobil Biru.

"Jujur sama gue, fotonya bagus kan?" tanya Biru dengan percaya diri.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang