16. Yang Lepas.

1.7K 381 125
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

"Iya, Mil. Gue lagi ngantri di McD sebelah apartemen. Mau beli makan. Kenapa?"

"Just wanna check you up. Gimana sekarang, Biru sayang?"

BIru tersenyum kecil mendengar suara kakaknya itu. "I'm fine. Much better. Sam gimana?"

"Hmm, hari ini dia minta untuk terapi."

"Good." gumam Biru pelan.

"Kamu baik-baik ya di Bandung? If you need me, kasih tahu aja. Aku pasti ke sana."

Biru terkekeh pelan dan menggeleng walaupun Milly nggak akan bisa melihat. "Gak usah Milly sayang. I'll be fine. Banyak temen-temen dan banyak tugas juga."

"Please do know that we love you ya, Biru sayang. Sam also wants to check you up, kemarin nanya kenapa kamu ke Bandung lagi."

"Mama bakal berangkat ke London untuk nemenin Sam. Kalau kamu butuh aku atau Papa, kita bakal ke sana."

Biru tersenyum kecil. "Hug Sam for me ya, Mil."

"Ck." Milly di sebrang sana berdecak. "I hate that you can't do it by yourself. Nanti aku peluk Sam untuk kamu."

"I miss you, Milly."

"I miss you too, Biru sayang."

"Papa tadi bilang dia coba telepon temennya yang di Bandung, buat ngecek keadaan kamu."

Kening Biru berkerut bingung. Siapa? Ia tahu satu orang yang mungkin dihubungi ayahnya, tapi ia tidak ingin berharap banyak.

"Siapa?"

"Aku lupa. Papa lagi pergi juga. Nanti aku tanyain ya."

"Hmm."

"Jangan makan junk food sering-sering ya?"

"Iya, Mil."

"I love you, Biru."

"Love you too, Mil. Gue tutup ya?"

"Hmm... Take care!"

Biru tersenyum kecil dan langsung memasukkan handphonenya ke dalam saku celana. Ada sisa satu orang lagi di depannya sebelum ia bisa memesan.

Laki-laki itu menghela napas pelan. Sudah hampir tiga minggu dari kepulangannya lagi ke Bandung setelah kematian Adrea. Semuanya berjalan seperti biasa, paling ia sibuk mengejar tugas yang terbengkalai.

Dan kalau harus dijabarkan, Biru merasa lebih baik.

Seenggaknya, Biru lebih cepat merelakan daripada Samudera.

Mungkin karena Biru nggak setiap hari melihat Adrea.

Walaupun kadang ia masih melamun, tapi Biru tahu ia berangsur membaik.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang