Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
###
"Iya, halo?" Angkat Senja yang langsung menyimpan handphone di atas meja sambil ia sandarkan pada vas bunga.
"Lagi ngapain?" Tanya Biru heran.
"Ini, tanggung banget," jawab Senja santai sambil menaiki kitchen island.
"Senja!"
"Iyaa? Kenapa?" Respon Senja sambil sedikit teriak.
"Kamu ngapain? Turun!" Pekik Biru panik.
"Nanggung banget, Biru," jawab Senja sambil mendongak ke atas.
Perempuan itu tersenyum lebar setelah menatap lampu di atas kitchen island yang kembali menyala.
"Nah, udah."
Biru berdecak kesal. "Ini aku lagi di tol. Kenapa gak nunggu?"
"Gak sabar, abisnya jadi kurang terang kalau masak."
"Minta tolong Damar emang gak bisa?"
"Gak bisa," jawab Senja jujur. "Damar lagi di Jakarta tiga hari ini."
Biru lagi-lagi menghela napas. Pasrah.
"Yaudah, tidur duluan aja gak usah nunggu."
Senja mengangguk. "Oke! Kalau ngantuk juga biasanya duluan kan?"
###
Biru memasuki apartemennya sambil berkerut bingung.
Udah jam 11 malam dan lampu-lampu masih menyala terang, bahkan suara lagu lawas dari LP player masih terdengar jelas.
"Senja?"
Suara gonggongan yang familiar langsung menyambut Biru. Bukannya Senja, tapi malah Apu yang berlari ke arahnya.
"Apu anak baik," gumam Biru sambil membawa Apu ke pangkuan.
"Gak, gak ada snack jam segini. Nanti kamu sakit," tegas Biru pada anjingnya yang terus menggonggong itu.
"Biru!"
"Hey," jawab Biru sambil tersenyum lebar.
"Maaf ya gak jemput," cicit Senja sambil menyusupkan kedua tangannya ke sisi tubuh Biru.
"Gak apa-apa, kok."
"Udah makan?" tanya Senja sambil mendongak.
Biru mengangguk kecil sebelum akhirnya mengeratkan pelukan. "Tadi beli yang gampang aja di bandara, terus makan di mobil."
"Oke, deh."
"Mama besok ngajak makan bareng di rumahnya," lanjut Senja mengganti topik.
"Di Setiabudi?" tanya Biru memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
أدب الهواة(Series #8 Maier - TAMAT) Bagaimana kalau lensa kamera diam-diam mengabadikan betapa indahnya Awan Biru dan Langit Senja? [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]
