20. Perjalanan Singkat.

2K 387 157
                                    

Silakan play lagunya kalau belum tau hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silakan play lagunya kalau belum tau hehe

###

SENJA.

Gue terdiam waktu ngelihat Biru yang tidur dengan wajah mengarah ke gue.

Tenang, ini bukan adegan klise kayak di film kok. Jarak gue dan Biru juga jauh. Cuma ya kaget aja, biasanya gue bangun yang dilihat bukan orang tapi jam weker di meja.

Jujur aja, tidur di mobil itu nggak enak. Tapi Biru udah ngusahain banyak hal buat acara hunting foto ini. Jadi gue tentu harus tahu diri. Lagipula, pengalaman baru juga buat gue tidur semaleman di dalem mobil cuma berbekal jaket supaya gak dingin.

Setelah ngambil kamera dari tas, gue memotret keadaan di dalam mobil Biru tanpa alasan, ditambah bonus pemiliknya yang masih tidur nyenyak padahal matahari sebentar lagi terbit.

Kalau gue sih udah biasa dibagunin Mama sepagi mungkin, jadi bangun jam segini bukan masalah.

Gue keluar dari mobil buat meregangkan tubuh gue yang cukup pegal, terutama leher. Jangan lupa sesekali gue membidik lensa kamera ke berbagai sudut.

"Biru, mataharinya mau naik tuh." panggil gue pelan sambil menyembulkan kepala gue ke dalam.

Biru nggak bergerak sama sekali.

Eh, bergerak sih. Dia masih nafas kok. Tenang.

"Biru."

"Biru?"

Tangan gue terulur dan nepuk pelan pundak dia. "Mau lihat matahari terbit di Subang gak?"

Biru langsung bangun sambil terlonjak kaget. Dia buru-buru mengucek mata dan menutup mulutnya.

Gue pun tanpa sadar menahan tawa. "Nggak, lo gak ngiler kok."

Biru juga langsung menahan tawa waktu denger celetukan gue. "Ngeselin lo."

"Mau bangun gak? Matahari terbit nih, Biru."

"Mau." gumamnya sambil mengucek mata, lagi.

"Bentar gue bawa kamera dulu." lanjut Biru sambil memijat lehernya.

Gue rasanya mau ketawa, badan gue yang lebih pendek aja udah pegel-pegel tidur di mobil, apalagi Biru yang puluhan senti lebih tinggi dari gue.

Biru akhirnya menyusul gue keluar dengan kamera DSLR yang siap menyala dan kamera filmnya yang diikat di pergelangan tangan.

Kebayang gak? Jadi film kamera punya Biru ini dia kasih gantungan supaya si talinya bisa dimasukin ke pergelangan tangan.

Kita berdua sibuk memotret sekitar sambil menikmati matahari yang baru aja terbit.

"Senyum." ujar Biru tiba-tiba.

Gue menoleh dan tersenyum aneh karena posisi gue berdiri pas banget kena cahaya matahari.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang