Seperti biasa, silakan diplay lagunya untuk dengerin!
###
"Koko pokoknya temenin aja si Mei-mei, jangan pas bangun nggak ada siapa-siapa. Rewel pasti!" ujar Senja sambil terburu-buru membawa tas gendong miliknya.
Damar mengangguk kecil sambil berdiri bersandar di daun pintu, kemudian ia mengernyit bingung.
Mobil yang berhenti di depan rumahnya membuat ia bingung.
"Lo seriusan itu Kak Biru ke CIC pake mobil coupe? Pake Audi begitu?"
Senja meringis sambil mengangguk. "Iya. Katanya mobil dia yang biasa ada di bandara, yang dipake sekarang mobil yang dibawa Om Herman."
"Astaga. Om Herman kayaknya tajir banget ya?"
Senja menaikkan kedua bahunya sambil menjawab, "gak tahu, sih."
"Udah, ya. Gue berangkat nih!"
"Iya, sana! Hati-hati! Awas sepatu gue rusak!"
Senja meringis sambil menatap kedua kakinya yang dibalut sepatu berwarna abu milik Damar waktu SMA.
Masih bagus, dan masih tetap agak kebesaran di kaki Senja.
Ya Senja harap sepatu adiknya ini bisa menjaganya selama ia pergi outbond beberapa hari ini.
###
SENJA.
Gue menyengir lebar sambil membuka pintu mobil di sebelah kemudi. "Hai!"
Biru yang pakai sweater berwarna khaki langsung membalas senyuman gue sebelum dia tiba-tiba keluar mobil, "tas lo besar banget ya, masukin bagasi dulu deh."
Gue mengangguk kecil dan langsung berjalan ke depan.
Fyuh, ada untungnya juga gue tahu kalau mobil coupe semacam ini punya bagasi di kap depan, bukan kayak mobil biasa yang ada di belakang.
"Udah mau pada nyampe nih yang lain." ujar Biru sambil berjalan kembali masuk ke dalam mobil.
Gue mengangguk kecil mengikuti. Seperti biasa, di antara gue dan Biru emang kadang masih sering diisi sama keheningan begini.
"Ngomong-ngomong, flashdisk lo boleh dipake buat dengerin lagu selama kita di perjalanan gak?" tanya Biru yang langsung melajukan mobilnya.
Gue tersenyum lebar dan mengangguk semangat. "Flashdisk yang kemarin gue pinjemin buat pindahin foto-foto lo, kan?"
Biru mengangguk kecil sambil merogoh saku jeansnya. "Ini. Gue kemarin gak sengaja denger lagu disitu terus ternyata seru?"
"Hahaha yang mana?"
"Hmm banyak sih. Makanya gue minta izin buat dengerin lagi."
"Boleh banget!" pekik gue tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
Fanfiction(Series #8 Maier - TAMAT) Bagaimana kalau lensa kamera diam-diam mengabadikan betapa indahnya Awan Biru dan Langit Senja? [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]