35. Sangjit.

2.5K 354 66
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Indonesia, Slovenia, dan Monaco.

Tiga negara itu jadi negara paling sering Biru kunjungi selama dua tahun ini.

Dan menurut Biru, ketiganya sama pentingnya.

Di Indonesia, Biru punya Senja yang menunggunya. Bisa jatuh cinta, dan merasakan perasaan menyenangkan kepada perempuan yang disayanginya itu.

Di Slovenia, Biru punya kewajiban pekerjaan juga rumah aslinya. Di sana ada tanggungjawab keluarga Maier yang membantu menghidupi para pekerja di pabrik anggur mereka.

Di Monaco, ada Samudera. Kembarannya yang masih ia tunggu untuk bangun walaupun waktu mencapai dua tahun lamanya.

"Tadi Kasa cerita hasil CT Scan semuanya bagus. MRI juga. Dilihat di otaknya juga nggak ada memar atau pendarahan," jelas Mama pada Nandre yang merupakan manager Samudera.

"Bekas kecelakan kata Kasa udah membaik semua. Ini tinggal nunggu si brengsek bangun," timpal Biru.

Milly cuma terdiam tanpa menanggapi. Sebagai kakak yang selalu menebar kasih sayang pada adik-adiknya, mendapati salah satunya terbaring koma selama dua tahun membuat hatinya juga hancur.

"Bilangin sama perusahaan, kalau mereka udah nggak mau biayain Sam nggak apa-apa."

Nandre tersenyum kecil. "Justru pihak perusahaan merasa bersalah, Tan."

"Mereka juga khawatir dan pengen tahu perkembangannya Sam."

Semua yang ada di sana cuma terdiam dalam pikiran masing-masing sampai akhirnya manager Samudera itu memutuskan untuk pulang.

"Biru aja yang jagain Sam malem ini, Ma," ucap Biru memecahkan keheningan.

"Nggak usah, Milly sama Rio aja," ujar Milly sambil menahan tangis.

Bahkan sampai dua tahun lamanya pun, Milly masih kesulitan bertahan terlihat baik-baik aja setiap melihat Samudera.

"Papa aja, deh."

"Kebanyakan tahu nggak?"

Papa menggeleng. "Tapi pihak rumah sakit kayaknya udah terlalu sayang sama kita sampai-sampai nggak ngusir walaupun udah lewat jam besuk."

Biru mengangguk setuju atas ucapan Papanya. Ia menghela napas sambil membuang pandangan menatap jendela yang mengarah keluar.

Walaupun gak ada yang menyerah, tapi Biru dan anggota keluarganya yang lain juga kadang takut, udah terlalu lama Samudera belum siuman.

"SAM!" pekik Milly tiba-tiba.

Milly menatap sekelilingnya dengan sisa-sisa air mata. "PANGGIL DOKTER!"

"Ini tangannya gerak!"

Biru buru-buru melesat keluar ruangan daan mencari dokter.

Saking panik, nggak ada satupun yang ingat kalau mereka tinggal menekan bel dari dalam ruangan.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang