![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. ###
"Tante pengen acaranya di hotel, jadi Tante udah booked buat pertunangan kalian," jelas Mama Oriol dengan semangat.
"Kebaya kamu juga udah dipas, kan?"
Senja mengangguk kecil sambil tersenyum. "Udah, Tante."
Mama Oriol lagi-lagi menatap Senja, kemudian menatap anak semata wayangnya. "Senja... Tante boleh minta satu permintaan gak?"
"Boleh. Kenapa Tante?"
"Lusa, kamu ke dokter ya?"
"Eh? Buat apa, Tante?"
"Tante ada kenalan dokter, dan udah minta dia tes keperawanan kamu. Mau ya? Dokternya perempuan juga kok," jelas Mama Oriol santai.
Senja terdiam kemudian menatap Oriol di sebelahnya. Mencoba memberikan sinyal menanyakan pendapat laki-laki itu.
"Ya, kalau emang bagusnya dites sih kenapa nggak?" jawab Oriol bingung.
"Gimana Senja?" tanya Mama Oriol dengan ceria.
Senja menelan ludahnya pelan kemudian mengangguk. "Boleh, Tante. Tolong kasih tahu aja di mana praktek dokternya. Nanti Senja berangkat sendiri."
Mama Oriol memekik senang dan memeluk Senja. "Kamu jangan khawatir. Tante percaya sama kamu, cuma ini nuntasin penasaran aja."
###
Pertemuan berikutnya dengan Oriol juga Mamanya membuat Senja gak bisa tidur semalaman. Padahal hari pertunangan mereka tinggal sisa empat hari lagi.
"Ini hasilnya, Tante," cicit Senja.
Oriol dan Mamanya membaca kertas pemberian dokter itu dengan teliti. Membaca semuanya dengan kening berkerut-kerut saking seriusnya.
Kemudian senyum lebar terbit dari bibir ibu dan anak itu.
"Tuh kan! Tante udah yakin sih kamu masih perawan!" pekik Mama Oriol senang.
"Kelihatan. Anak baik-baik dan sopan. Emang paling cocok sama anak Tante!"
Senja tersenyum kecil dengan kedua tangan yang bertaut erat. Tubuhnya lumayan berkeringat.
"Tante, Yol," panggil Senja pada keduanya.
Senja tiba-tiba mengeluarkan amplop coklat cukup tebal di dalamnya. "Ini uang ganti booking hotel dan buat baju seragam."
"Eh? Kenapa kamu gantiin? Gak apa-apa! Tante kan emang mau biayain pertunangan kalian!"
Senja menggeleng. "Maaf," cicitnya pelan.
"Senja gak bisa lanjutin lagi hubungan ini sama Oriol."
"Senja?!" pekik Oriol kaget.
"Maaf banget, Yol. Aku gak bisa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
Fiksi Penggemar(Series #8 Maier - TAMAT) Bagaimana kalau lensa kamera diam-diam mengabadikan betapa indahnya Awan Biru dan Langit Senja? [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]