###BIRU.
Hidup sendirian itu menyenangkan, kecuali urusan makanan.
Selama kuliah sambil hidup sendiri cuma itu doang sih masalah gue.
Selebihnya gue sangat menikmati ngapa-ngapain bebas tanpa harus denger omelan.
Ya walaupun orangtua gue juga bukan yang suka ngomel, sih.
Tapi tetep aja kan kalau tinggal bareng orang lain atau bareng orangtua ada yang bikin kita nggak bebas.
Misalnya jadwal tidur dan jadwal bolos kuliah.
Pasti susah tuh mau bangun siang dan sering bolos kalau tinggal sama orangtua.
Tapi gue nggak. Jadinya hari ini pun gue bangun siang.
Dan untungnya kelas pertama di semester enam ini dimulai nanti jam 1 siang.
Malem futsal Bir.
Pesan masuk ke handphone langsung mengusik posisi gue yang dari tadi berbaring nyaman.
Pesan dari Oriol—sahabat gue—yang seperti biasa mengingatkan gue untuk
ikut futsal malam ini.Gue dengan cepat membalas pesan dia dengan kaya 'ya', setelah itu langsung bergegas ke kamar mandi karena sekarang udah jam 11 siang.
Setelah beberapa belas menit mandi, gue dengan santai membuka kulkas untuk mengambil terus yang akan gue goreng.
Walaupun gue tinggal sendiri, gue masih inget untuk makan makanan yang cukup jelas, kok.
Oh ya, sambil gue menggoreng telur gue mau cerita sedikit.
Nama gue Biru.
Dengan nama lengkap Awan Biru Maier.
Aneh ya?
Emang aneh sih.
Apalagi semenjak masuk sekolah Papa gue memutuskan untuk gak menuliskan nama Maier, sehingga nama itu cuma ada di akta kelahiran.
Karena kata Papa gue—yang asli orang Jerman—kalau nama Maier masih ditulis nanti orang-orang memperlakukan gue beda.
Misalnya dipanggil bule lah, apa lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
Fanfiction(Series #8 Maier - TAMAT) Bagaimana kalau lensa kamera diam-diam mengabadikan betapa indahnya Awan Biru dan Langit Senja? [Cerita belum direvisi sejak tahun 2020]