"Kita mau kemana?"
"Tidak tau."
"Justin..." Ucapku cepat.
"Apa?"
Aku refleks menyernyit saat mendengar nada bicaranya yang tiba-tiba terdengar ketus.
"Yang benar saja, masa tidak tau." Ucapku, lebih terdengar seperti rengekkan.
Justin membalikkan badannya dan menghadapku penuh.
"Aku serius Hanna, sama sekali tidak punya ide. Semua rencana kita kacau balau karena kau yang nekat kabur lalu berakhir hampir tertangkap,
--untung saja masih sempat lari."
Hatiku serasa dicubit.
"Jadi sekarang mau menyalahkanku begitu?"
Aku bersidekap. Sudah hampir 30 menit kami sampai di bandara dan hingga detik ini masih kebingungan menentukan akan pergi kemana.
"Tidak tuh," Justin mengendikkan bahu. Matanya bergerak acak, seperti takut bersitatap denganku.
"Kau mau coba ke tempat yang sedikit jauh?"
"Kemana?"
"Eum, mungkin, seperti...
...Hawaii?"
"Mwo?" Timpalku refleks.
Otakku langsung memperkirakan berapa lama kira-kira jarak kesana. Mengingat Hawaii adalah satu-satunya negara bagian di Amerika yang berada di luar benua itu sendiri.
"Memang agak jauh, mungkin harus dua kali naik pesawat. Ke Kahului dulu, baru dari sana naik pesawat domestik ke Hawaii, kalau tidak salah tak ada penerbangaan yang langsung ke Hawaii dari bandara ini."
Aku mengangguk, seraya menimbang keputusan sejenak.
"Kau pernah kesana?"
"Belum,
...kau?" Timpal Justin.
"Belum juga."
"Perfect." Pria itu langsung menjentikkan tangannya antusias,
"Kalau begitu ini saat yang tepat untuk kita kesana."
°°°°
Gila.Seluruh tenaga ku dan Justin sukses terkuras habis setelah hampir seharian penuh berada dalam perjalanan dari Lyon, Prancis ke Hawaii.
Belum lagi mengingat kemarin, badanku begitu remuk setelah harus melompat dari lantai 2 penginapan dan kabur dari orang-orang brengsek itu.
Ya Tuhan. Badanku sungguhan mau rontok sekarang.
"Sabar sedikit lagi, pasti ada penginapan di sekitar sini." Ujar Justin memecah keheningan.
"Ini aneh, masih jam 10 malam tapi kenapa hampir semua penginapan sudah tutup. Ku kira Hawaii sama ramainya dengan Miami. Ternyata tidak." Ucapku sambil ngos-ngos an
"Kau belum lihat besok pagi bagaimana, jangan buru-buru menilai."
"Aku serius, lihatlah. Disini begitu sepi. Bahkan pantainya pun sangat gelap. Aku hampir merinding saat menengok ke deburan ombak tadi."
Justin menoleh menatapku leka.
"Yak, Kim Hanna. Aku baru tau kalau kau ternyata orang yang paranoid, huh."
Ku gelengkan kepalaku cepat.
"Aniyo... aku serius. Bukannya hawa disini memang tidak enak? kurasa kita salah memilih tempat, mungkin ada daerah lain di Hawaii yang lebih ramai ketimbang disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY •Jjk
FanfictionKim Hanna, wanita workaholic penggila uang itu mengambil langkah paling berani dalam hidupnya untuk menjadi backpacker. Menjelajah dunia dan meninggalkan seluruh ketenangan hidupnya di kota Seoul dalam rangka menyelesaikan projek besar buku karangan...