Lie |18|

51 13 2
                                    

"Hah?!" Pekiknya sontak.

"Kembalikan benda itu ke laut, Justin." Ucapku penuh penekanan.

Pria itu semakin menyernyit kebingungan, "Hanna, are you crazy?"

"I'm serious!"

"Okay," Justin refleks memejamkan matanya.

"Calm yourself first." Ujarnya tegas seraya memegang pundak ku erat, mencegah napasku yang hampir saja memburu tidak beraturan.

"Tell me why I should put that thing back to the sea. Gimme the reason."

Kutarik napas panjang satu kali sebelum berujar.

"Something worst gonna come to us."

"Mworago?"

"Sesuatu yang buruk akan terjadi pada kita jika kita mengambil benda dari pantai."

Pria itu menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. "Kau tau ini dari rules berlibur ke Hawaii yang kau baca di internet tadi sore, huh? kau sadar betapa konyolnya kau sekarang?"

"Bukan." Refleks ku pinat pelipisku yang mulai berdenyut.

"Lalu?" Timpal pemuda itu cepat. Matanya tidak lepas menatapku lekat-lekat, "Who's the fuck one who told you such a funny asshole thing like that, huh?"

"Shut your mouth." Desis ku penuh penekanan.

"Kau aneh Hanna."

"Kakek yang memberi tau ku." Ucapku pelan. "Dan kau baru saja memaki orang tua, paboya."

Justin refleks menjilat bibirnya sendiri sebelum kemudian kembali menatap wajahku intens.

"Dan kau percaya padanya?"

"Tentu saja. Dia pasti sudah lama berada disini."

"Dia hanya orang tua, Hanna."

"Lalu?" Timpalku sarkas. "Justru karena dia lebih tua aku jadi tidak bisa meremehkan ucapannya."

"Hey, dengar..."

"Aku tau ucapan orang tua memang kadang ada benarnya, tapi tak jarang juga mereka gemar meracau dan bicara yang bukan bukan. Seharusnya kau tidak mudah terpengaruh dengan perkataan seperti itu, Hanna."

"Justin, just do what I told,"

"Kembalikan benda itu ke tempatnya. Terlepas dari apapun yang terjadi, mengembalikan benda itu tidak akan membuat kita rugi kan? Apa salahnya?"

Justin melepas cengkramannya pada pundakku perlahan. Ia memilih duduk di sampingku dan memandangi lamat-lamat kalung kerang yang saat ini tergeletak naas di bawah ke kolong meja rias.

"Aku membuat kalung itu cukup lama, asal kau tau."

Sial.

Hatiku tertegun,

"Kau membuatku sedih." Lanjutnya parau.

GRAVITY  •JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang