"Dia akan baik-baik saja, aku bisa mengurusnya sendiri. Kau bisa kembali mengurus penginapan, aku tidak enak kalau kau terus repot membantuku." Ujar Justin yang masih bisa ku dengar jelas meski aku memejamkan mata.
"Baiklah, semoga Hanna baik-baik saja. Aku ke bawah dulu kalau begitu."
Suara kriet pintu membuat jantungku sedikit lega, setidaknya wanita itu sudah pergi. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana caraku menangani akibat dari tingkah bodoh ku di pantai tadi yang bisa bisanya pura-pura pingsan hanya karena tidak suka melihat Justin memotret Lilie.
Astaga itu memalukan.
"Aku tau kau pura-pura, bangunlah." Ujar Justin yang masih duduk di pinggiran kasur ku.
Sial. Dadaku seperti terpelintir, segera ku buka mataku cepat.
"Kenapa melakukan itu?"
"Kau tidak suka aku memotret Lilie?" Tutur Justin dengan cengiran lebar.
"Kau cemburu melihat ada wanita lain yang menjadi modelku?"
"Yak. Jangan mengada ngada." Balasku seraya beranjak bangun dan duduk menyandar di headbed.
"Kau tidak merasa risih? dia terus mengikuti kita. Kalau tidak begini, dia mungkin masih bersama kita sampai sekarang."
Justin terkikik kecil sebelum kemudian merapihkan rambut di dekat wajahku ke belakang telinga. Membuat surai ku rapih menjuntai di belakang bahu.
"Kau benar, aku suka wanita berambut panjang." Tuturnya diluar topik.
Mataku membulat, untuk beberapa saat aku hanya dapat mematung menatapnya.
"Dan soal Lilie, dia gadis yang baik. Aku hanya menghargainya. Jadi jangan cemburu, oke?"
Refleks aku langsung menepis tangan Justin dari rambutku dan memandangnya garang.
"Siapa yang cemburu? kau gila?!"
Justin memutar bola matanya malas.
"Ya, anggap saja begitu." Tuturnya sebelum beranjak bangun dari kasur.
"Justin, aku serius. Kau berpikir aku cemburu, eoh? wah lucu sekali."
"Cepat siap-siap kita berangkat satu jam lagi." Timpalnya.
Ku tahan tangan Justin erat erat sebelum dia sungguhan keluar dari kamarku.
"Tuh kan, lihat. Posesif sekali sampai aku tidak boleh keluar,"
"Kau mau aku di kamarmu terus, eoh?" Ucapnya sebelum tanpa aba aba memegang kedua sisi pinggangku,
"Tidak mau jalan jalan hari ini?" Justin maju selangkah mendekat, "Mau di kamar terus saja bersamaku?"
BUK!
Ku tinju perut Justin kuat-kuat hingga pria itu mengaduh kesakitan. Reaksinya lebay sekali, dia memang suka melebih lebihkan sesuatu.
"Hey, tuan Seagull. Kau harus tau. Pertama aku sama sekali tidak cemburu, kedua aku tidak peduli kalaupun kau jadikan Lilie sebagai modelmu, ketiga..."
"Berhenti seenaknya memegang pinggangku lagi atau kau mau mati." Ucapku tegas.
"Keluarlah.." Tuturku sebelum mendorong tubuh Justin keluar kamar.
"Ku hubungi kalau aku sudah selesai bersiap."
°°°°
"Pemandangan disini bukan main." Justin mendaratkan bokongnya diatas pasir tepat bersebelahan denganku. Setelah sebelumnya, dia asik berlarian kesana kemari mencari spot foto yang bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY •Jjk
FanfictionKim Hanna, wanita workaholic penggila uang itu mengambil langkah paling berani dalam hidupnya untuk menjadi backpacker. Menjelajah dunia dan meninggalkan seluruh ketenangan hidupnya di kota Seoul dalam rangka menyelesaikan projek besar buku karangan...