Bagian Limabelas

13.9K 1K 15
                                    

Ketika kita mengulang-ulang doa itu ibarat seperti mengayuh sepeda, suatu saat kayuhan itu akan membawa kita pada tempat tujuan. Mungkin menghabiskan waktu yang cukup lama dan tentunya menglelahkan tapi kita akan sampai pada tujuan.

-Asma Cinta, Fathur-

NrAida

———————————

I'm back 🤓

Koreksi Typo

Happy Reading

Bismillah


Fathur turun dari mobilnya, melangkah lebar masuk ke dalam sebuah restoran. Fathur mendorong pintu, semua mata yang semula sibuk dengan dunia masing-masing melihat ke arah pintu. Sedetik kemudian mereka kembali mengalihkan pandangan.

"Mas Fathur." sapa seorang pria yang duduk di balik meja kasir. Fathur mengangguk pelan, langkah kakinya mengayun menuju meja kasir.

"Mereka sudah datang?" Fathur bertanya, melihat sekeliling restoran yang tampak dipenuhi oleh pengunjung.

"Sudah Mas, mereka sudah menunggu di lantai atas."

"Baik, saya akan ke atas. Sebelumnya, tolong nanti bawakan makan siang ke atas ya. Samakan saja dengan pesanan mereka."

"Baik, Mas."

Siang ini, Fathur memang memiliki janji temu. Bukan janji temu terkait pekerjaan karena kedua pria yang di minta untuk menemuinya itu tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Mungkin salah satu di antara mereka memang tidak memiliki hubungan pekerjaan, namun latar belakang pekerjaan mereka sama dengan Fathur.

"Sudah lama menunggu?" Kedatangan Fathur mengalihkan kedua pria yang tampak tengah saling berdebat.

Fathur menatap keduanya bergantian, lalu tersenyum tipis sembari menarik kursi dan duduk di antara mereka.

"Tidak lama."

"Baru lima belas menit lebih empat puluh detik."

Fathur tertawa kecil mendengar jawaban serempak keduanya. "Oke, baik sepertinya kalian sudah tahu kan apa yang membuat saya meminta kalian untuk bertemu?" Fathur menegakkan tubuhnya.

Kedua pria itu mengangguk. Fathur terdiam untuk beberapa saat, menimang apa yang akan di katakan.

"Sudah berapa lama kalian mengenal Zahra, dokter Ages?" Fathur bertanya dengan tenang.

Tatapan Fathur tertuju pada dokter Ages—menilai seperti apa sosok pria itu yang telah berani mendekati adiknya.

Sebelum menjawab, dokter Ages berdeham pelan. Sejujurnya Ages sangat gugup berhadapan langsung dengan Fathur. Selama ini Ages hanya bisa mendengar dari para dokter dan perawat seperti apa sosok Fathur.

Ternyata di balik sikap tenangnya Fathur, namun tatapannya seperti ingin menerkam Ages saat ini juga. Anggap saja Ages berlebihan.

"S-saya sudah mengenal Zahra selama kami masih menjadi mahasiswa. Zahra, dia perempuan yang baik dan serius."

Fathur mengangguk pelan mendengarnya. Menunggu kelanjutan dari dokter Ages.

"Selama menempuh pendidikan saya tidak begitu dekat dan mengenal Zahra. Dua tahun terakhir saya sering memperhatikan Zahra—ya kami bekerja di tempat yang sama, saya sering bertemu Zahra. Dan mungkin sejak saat itu saya mulai menyukai Zahra."

Asma Cinta, Fathur (SELESAI) REPUBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang