"Dia pasti akan sangat marah melihat kondisimu saat ini. Aku sangat menanti kehadirannya."
Petra sudah enggan untuk mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut manusia jahat itu. Tubuhnya kian memucat karena tidak bisa bernafas dengan baik akibat ikatan pada lehernya. Ia hanya mampu melihat samar langit-langit ruangan.
"Tik tok tik tok.." Nico memainkan arlojinya. "Ckckck, menyedihkan sekali. Squad yang kau sayangi bahkan sudah tidak memperdulikanmu. Lihat, mereka tidak datang menyelamatkanmu."
Petra melirik tajam ke arah Nico, penuh dengan kebencian yang tersirat.
"Apa mereka sudah menyerahkan dirimu padaku sepenuhnya ya?" Nico kembali membelai wajah pucat Petra. Petra terkejut melihat perubahan drastis mimik wajah Nico yang layaknya psikopat.
"WAKTUNYA KAU UNTUK MATI!"
Nico langsung menendang kursi tempat Petra menapak. Alhasil, tubuh Petra kembali tergantung dan lehernya tertarik kuat. Kedua iris hazelnya meredup, mengeluarkan banyak bulir bening. Bibir pucatnya mengeluarkan banyak isakan. Untuk menjerit meminta tolong pun sulit dilakukan.
"Jika kau tidak melawanku, kau tidak akan seperti ini, sayang."
"To.. long-aarrgghh.. ja.. ngan.."
BRAAKK!!!
Nico langsung menoleh ke arah pintu, memperlihatkan sosok Levi yang sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam penuh dengan amarah. Dan dapat terlihat jelas kedua bilah pedang yang ada di genggaman tangannya, siap menebas siapa saja.
Levi sontak terkejut melihat tubuh Petra yang tergantung di langit-langit ruangan. "Petra!"
"Yah, kau mengacaukan ritualnya." Nico kembali menaruh kursi kayu itu dibawah Petra.
Petra terengah-engah sambil menangis kesakitan. Nyaris saja ia mati kehabisan oksigen. Ia bisa melihat samar-samar sosok kaptennya yang sedang berhadapan dengan Nico.
Kenapa kapten hanya seorang diri? Dimana Oluo, Gunther, dan Eld?
"Kau barusan merusak pintuku, lho. Apa kau tidak mau minta maaf?" tanya Nico dengan santainya.
Levi terhenyak ketika mendengar suara tak asing tersebut. Dugaannya benar. "Kau.."
"Nampaknya kau tidak tumbuh dengan baik ya, Levi."
"Tch, Nico!"
Petra tercekat, kapten mengenal Nico?
Nico memberi kode pada semua anak buahnya yang ada di ruangan tersebut untuk keluar dari persembunyiannya dan menghadang Levi.
Ternyata masih ada anak buahnya yang tersisa, batin Levi.
"Kau masih ingat padaku rupanya. Syukurlah, kau datang. Kupikir kau sudah tak peduli lagi pada nona secantik ini."
Langsung saja Levi menerjang ke depan. Kedua bilah pedang ia hunuskan dengan lihai dan berhasil melukai anak buah Nico satu persatu.
Kumohon Tuhan, lindungilah kapten. Semoga ia dan yang lain baik-baik saja.
Petra terus berharap dan berdoa. Ia merasa sangat bersalah karena telah merepotkan teman-temannya dan membuat timnya dalam bahaya, terutama Kapten Levi.
"Baiklah, mari kita lihat apa kau bisa mengalahkan semua anak buahku." Nico mengamati sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Dan.. tentu saja bisa. Dalam sekejap, Levi sudah membuat lima anak buah Nico tersungkur tak sadarkan diri, hanya dengan bermodalkan 3D Manuver Gear.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏
Fanfiction"𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔𝑚𝑢. 𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢. 𝐼𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢...